Indonesia Go Nuclear

Pembahasan kerja sama BRIN dengan Holtec International and Hyundai Engineering & Construction mengenai rencana pembangunan Small Modular Reactor (SMR) di Gedung 720 Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J Habibie Serpong pada Rabu (31/5). (Foto BRIN)

TANGERANG.NIAGA.ASIA – Dalam upaya mewujudkan Indonesia segera Go Nuclear, Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pembahasan kerja sama dengan berbagai pihak seperti instansi pemerintah maupun swasta.

Salah satunya yaitu pembahasan kerja sama BRIN dengan Holtec International and Hyundai Engineering & Construction mengenai rencana pembangunan Small Modular Reactor (SMR)dilaksanakan di Gedung 720 Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J Habibie Serpong pada Rabu (31/5).

Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) – BRIN, Topan Setiadipura mengungkapkan bahwa BRIN memiliki privilege untuk membangun reaktor riset. Kepala BRIN memberikan arahan untuk segera membangun SMR secara eksperimental di Indonesia.

“Untuk mewujudkannya kita harus menemukan pihak ketiga (vendor) yang terpercaya dan berpengalaman dalam SMR untuk mentransfer teknologinya di Indonesia,” ungkap Topan.

Menurutnya langkah pertama untuk mewujudkannya adalah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) terkait desain SMR 160 yang dikembangkan Holtec Internasional, dan ini menjadi target PRTRN BRIN.

“Desain tersebut haruslah terdiri dari dua bagian utama yaitu desain detail teknis dari reaktor dan Laporan Analisis Keselamatan (LAK),”  ujar Topan.

LAK sendiri adalah salah satu persyaratan teknis yang paling penting dalam perizinan pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir, sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir (PP 2/2014).

Selain itu rencana jangka pendek yang perlu dilakukan yaitu meyakinkan pihak-pihak terkait mengenai pembangunan SMR dan juga masalah pendanaan. Topan menyebutkan pembahasan ini sangat penting sebagai langkah untuk mewujudkan pemanfaatan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia secara berkesinambungan.

“Hal yang utama adalah kami ingin menjadi bagian dalam riset serta pengembangan SMR eksperimental yang akan dibangun di Indonesia dan sesegera mungkin dapat mewujudkan SMR ini di Indonesia,” ucapnya.

Menanggapi hal terkait desain untuk fase perizinan ke BAPETEN, Program Manager of International Projects – Holtec International, Haizhen Pan menjelaskan bahwa Holtec International memiliki desain terstandar SMR-160 dan extended design yang menyesuaikan kondisi pada situs pembangunan reaktor yang berbeda-beda di tiap daerah.

“Rencana kami adalah desain terstandar yang kami miliki, akan kami gunakan di berbagai situs yang berbeda dengan perubahan-perubahan yang menyesuaikan kondisi situs reaktor pada tahap konstruksi, itulah yang kami sebut site specific design atau extended design,” jelas Pan.

” Kami memiliki beberapa sampel atau proyek yang saat ini sedang berjalan di beberapa tempat yang bisa dijadikan sebagai patokan atau contoh yang bisa dilihat, salah satunya proyek yang ada di Amerika yang dibiayai oleh pemerintah,” tambahnya.

SMR-160 merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh Holtec International yang merupakan mitra kerja Hyundai Engineering and Construction. Fitur utama SMR-160 adalah tapaknya yang kecil (3 hektar atau 7,41 hektar), dosis batas lokasi yang sangat kecil, serta persediaan pendingin yang besar di bejana reaktor dan modularitasnya.

Salah satu keunggulan SMR-160 yaitu kemampuannya yang canggih untuk beroperasi menggunakan sistem air pendingin standar, atau sistem pendingin udara. Dengan fleksibilitas untuk menggunakan kondensor berpendingin udara, SMR-160 dapat digunakan di wilayah paling kering di dunia.

Tindak lanjut pembahasan kerja sama ini akan dilakukan pembahasan mengenai detail dokumen kerja sama antara PRTRN – BRIN dengan Holtec International and Hyundai Engineering & Construction yang akan melibatkan bagian legal dari masing-masing pihak.

Sumber: Humas BRIN | Editor: Intoniswan

Tag: