Indonesia Harmonis Dunia Satu Keluarga, Tema Imlek 2571 Tahun Ini

Pandita Buddhist Center Samarinda Hendri Suwito. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Buddhist Center Samarinda yang berada di Jalan DI Panjaitan, tengah mempersiapkan diri menyambut datangnya Tahun Baru Cina, atau Imlek 2571 tahun 2020. Diantaranya, dengan mulai menghiasi Buddhist Center dengan ornamen khas Imlek jelang 25 Januari 2020 mendatang.

Pandita Buddhist Center Hendri Suwito mengatakan, persiapan dilakukan untuk pelepasan tahun yang lama. Kendati demikian, perayaan kali ini tidak akan jauh berbeda dengan sebelumnya.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya menjelang imlek, kita mulai persiapan melepas tahun yang lama, menuju imlek yang baru. Ya, persiapan lainnya membersihkan altar, menyiapkan ritual untuk menyajikan persembahan di meja altar,” kata Hendri, Jumat (17/1).

Dia mengungkapkan, bahwa hal utama yang ingin diraih dalam perayaan Imlek, ialah rasa bersyukur dan kesederhanaan setiap umat. “Ya intinya ini adalah ungkapan rasa bersyukur yang sederhana, karena kita telah menyelesaikan tanggungjawab kita setiap tahun,” katanya.

Hendri menceritakan, secara umum Imlek merupakan hari perayaan yang sangat dinanti para petani. Menurut sejarahnya, momen ini merupakan hari kebahagiaan, sebagai tanda masuknya musim semi dan bersiap bercocok tanam setelah musim dingin berganti.

Tema Imlek tahun ini yakni “Indonesia Harmonis Dunia Satu Keluarga”. Bukan tanpa alasan, tema itu dianggap mampu menunjukkan kedamaian atas keberagaman Indonesia.

Apalagi, sebutnya, Provinsi Kaltim juga telah ditunjuk sebagai ibu kota negara Indonesia masa depan. “Sehingga Indonesia bisa tunjukkan pada dunia dengan kolaborasi, dengan kultur yang berbeda. Kan Kaltim ditunjuk sebagai ibu kota,” ujarnya.

Selain momen Imlek, tahun ini juga Buddhist Center memiliki kalender momen lain pada 15-16 November 2020 mendatang. Yakni gelaran “Cap Go Meh Art And Culture Festival”.

Acara tersebut, lanjutnya, akan dimanfaatkan untuk bersilaturahmi bersama dengan seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat Samarinda.

“Karena kita persilahkan seluruh masyarakat datang dengan gratis. Nantinya pada gelaran tersebut kita lebih mengenalkan gelaran-gelaran seni dan budaya kita di indonesia,” terang Hendri.

Namun, dalam kegiatan tersebut tidak akan dimeriahkan oleh lampion terbang, yang biasa dilakukan di tahun-tahun sebelumnya. Hal itu, disebabkan adanya kebijakan baru, untuk tidak menyalakan lampion terbang.

“Tahun ini kita sudah mengambil kebijakan baru. Bahwa kita mendukung upaya pelestarian lingkungan dengan tidak menyalakan lampion terbang. Itu dilakukan demi kenyamanan dan keamanan seluruh masyarakat,” tutupnya.

Momen tersebut akan digantikan dengan menuliskan harapan yang lalu, digantungkan di monumen Dunia Satu Keluarga. (009)