Indonesia Urutan Kedua TBC Tertinggi Setelah India, Kaltim Sumbang 21.600 Kasus

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Jaya Mualimin (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menyebutkan jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) di Kaltim terus meningkat dari tahun ke tahun. Tingginya angka penderita TBC itu menyumbang angka penderita TBC secara nasional, sehingga Indonesia menempati posisi kedua kasus TBC tertinggi se-dunia tahun 2023 setelah India.

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menyebutkan, tahun 2023 jumlah penderita TBC di Kaltim mencapai sekitar 16.000 kasus yang dihitung hingga Juni 2023.

“Dari tahun ke tahun jumlah pasien ini selalu naik. Tahun ini (Juni 2023-Juni 2024) ada 21.600 pasien di Kaltim yang mengidap penyakit TBC,” kata Jaya Mualimin, dikonfirmasi Senin 1 Juli 2024.

Melihat tingginya penderita TBC itu, Dinkes Kaltim berupaya melakukan langkah efektif dan inovatif untuk penanggulangan TBC. Salah satunya dengan meluncurkan program pemberdayaan ekonomi bagi para penderita TBC, yang akan dijalankan Dinkes Kaltim tahun 2024 ini.

“Program ini bertujuan agar pasien bisa melanjutkan pengobatan hingga tuntas, karena pengobatan pasien TBC ini cukup lama sekitar 1-2 tahun sehingga menimbulkan kejenuhan,” ujar Jaya Mualimin.

Selain itu, Dinkes Kaltim juga akan membangun koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltim, Dinas Sosial Kaltim dan pelaku usaha kreatif lainnya.

Menurut Jaya, program pemberdayaan ini bertujuan membantu para penderita TBC agar tetap produktif dan memiliki penghasilan tambahan, selama menjalani pengobatan.

“Program ini juga akan kita koordinasikan dengan Menteri Kesehatan,” terang Jaya Mualimin.

Jaya menegaskan apabila program ini berkesinambungan, diharapkan juga akan diterapkan ke seluruh wilayah di Indonesia.

“Tahun ini secara nasional sudah menyentuh angka 1 juta penderita seluruh Indonesia. Kita nomor dua setelah India, Jadi luas sekali prevalensi dunia itu, nomor dua setelah India,” sebut Jaya Mualimin.

Meski demikian dari ragam upaya yang sudah dan akan dilakukan, Kaltim tetap menargetkan Bebas TBC di tahun 2030.

“Harapannya pemberdayaan UMKM ini, bisa bermanfaat dan meng-upgrade skill pasien TBC, sehingga bisa menambah pemasukan,” demikian Jaya Mualimin.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: