BALI.NIAGA.ASIA – Pembahasan mengenai industri kreatif dan sumbangsihnya bagi ekonomi nasional dan global didiskusikan secara mendalam pada gelaran APEC Workshop on Promoting Creative Industries in the Aftermath of COVID-19: Sharing of Best Practices, and Identifying Opportunities and Challenges.
Workshop yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri Indonesia di Bali, Senin-Selasa (16-17/10), dihadiri pembicara dan peserta secara langsung dan virtual, dari beberapa Anggota (Ekonomi) APEC yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Peru, Jepang, Tiongkok, Vietnam, Hong Kong China, dan Amerika Serikat. Workshop juga dihadiri pemangku kepentingan ekonomi kreatif serta civitas akademika.
Workshop dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahudin Uno, melalui rekaman video yang menekankan bahwa kebangkitan industri kreatif Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pesat teknologi digital.
“Kolaborasi antar pemerintah, swasta, akademisi perlu terus diperkuat untuk mengasah potensi dan peluang dalam pengembangan industri kreatif,” ujarnya.
Direktur Kerjasama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu, Witjaksono Adji, menyampaikan bahwa Indonesia berhasil memasukan referensi industri kreatif pada salah satu dokumen utama APEC yaitu Aotearoa Action Plan pada tahun 2021.
“Dalam kaitan ini, Ekonomi APEC dapat terus menjadikan isu ekonomi kreatif sebagai prioritas kerja sama APEC termasuk melalui penyelenggaraan Workshop di Bali,” kata Witjaksono.
Selanjutnya, Deputi Ekonomi Digital dan Pengembangan Industri Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam sampaikan bahwa sektor ekonomi kreatif memiliki nilai tambah mulai dari hak cipta hingga kreativitas, Upaya mendorong mainstreaming ekonomi kreatif sebagai sumber alternatif bagi pertumbuhan ekonomi membutuhkan advokasi yang lebih mendalam khususnya dalam menghadapi disrupsi kemajuan teknologi.
Sedangkan eputi bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenkomarves, Odo R.M. Manuhutu dalam paparannya menjabarkan peningkatan peran ekonomi kreatif dan UMKM dalam pemulihan ekonomi Indonesia di tengah tantangan dan upaya pemerintah Indonesia untuk mengatasi hal tersebut.
Beberapa pembicara dari Ekonomi APEC seperti Thailand Creative Economy Agency dan Director of Innovation of Ministry of Tourism of Peru, serta perwakilan UNCTAD berbagi informasi masing-masing mengenai perkembangan industri kreatif global serta potensi pengembangan industri kreatif untuk UMKM dan pelaku perempuan khususnya di Peru dan Thailand.
Narasumber sektor swasta pelaku industri kreatif seperti Google Indonesia, Tokopedia, Traveloka, Music Securities, Boe Yiyun Technology dan Greenway Asia Pacific turut berbagi informasi dan pengalaman mengenai peluang yang didapatkan dari inovasi digital terutama dalam hal perluasan akses ke jaringan global, akses keuangan, serta jejaring untuk kolaborasi.
Di tengah gerusan krisis pandemi COVID-19 yang melanda, industri kreatif tetap mengalami pertumbuhan dengan dukungan tekonologi digital untuk proses kreasi, pemasaran dan distribusi produk. Pada sesi penutup, para pembicara dan peserta berdiskusi mendalam dalam menyusun rekomendasi untuk memajukan industri kreatif di wilayah APEC.
Penyelenggaraan APEC Workshop ini bertujuan untuk membangun kapasitas, khususnya dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan industri kreatif di wilayah APEC.
Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan
Tag: Industri KreatifPariwisata