Inflasi Mei 2023 di Kaltim 0,20 Persen

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Di Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan gabungan 2 Kota IHK yaitu Samarinda dan Balikpapan, pada Mei 2023 terjadi inflasi sebesar 0,20 persen, dengan inflasi kalender sebesar 1,76 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 4,06 persen.

“Pada Mei 2023 terjadi inflasi di Kota Samarinda sebesar 0,11 persen dan Kota Balikpapan terjadi inflasi sebesar 0,33 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Yusniar Juliana Nababan, SST, MIDEC dalam rilis reseminya hari ini, Senin (5/6/2023).

Secara umum inflasi gabungan terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,31 persen.

Sumber: BPS Kaltim

Kemudian kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,40 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen; dan untuk kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya serta kelompok pendidikan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,06 persen.

Sumber: BPS Kaltim

“Sebaliknya kelompok yang mengalami penurunan indeks harga yaitu kelompok transportasi sebesar 1,98 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,13 persen. Untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan pada Mei 2023 cenderung stabil,” ujar Yusniar.

Pada Mei 2023 dari 90 kota pantauan IHK nasional, 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,28 persen, dan inflasi terendah sebesar 0,01 persen terjadi di Pangkal Pinang, Tangerang dan Mamuju.

Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,79 persen dan deflasi terendah sebesar 0,03 persen terjadi di Bima dan Waingapu.

Inflasi Nasional

Secara nasional, berdasarkan data BPS, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2023 tercatat sebesar 0,09% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,33% (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan menjadi 4,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 4,33% (yoy).

“Perkembangan ini tidak terlepas dari respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking serta sinergi erat pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023.

Penurunan inflasi IHK pada Mei 2023 dipengaruhi oleh penurunan inflasi inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,06% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,25% (mtm).

Menurut Erwin, perkembangan inflasi inti sejalan dengan normalisasi permintaan setelah periode HBKN Idulfitri serta penurunan tekanan harga komoditas global. Komoditas utama penyumbang penurunan inflasi inti terutama berasal dari kelompok pakaian dan alas kaki. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2023 tercatat sebesar 2,66% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,83% (yoy).

Inflasi kelompok volatile food Mei 2023 meningkat dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 0,49% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,29% (mtm).

Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi komoditas bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras. Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada komoditas aneka cabai. Kelompok volatile food secara tahunan mengalami inflasi 3,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,74% (yoy).

Kelompok administered prices mencatat deflasi sebesar 0,25% (mtm), menurun dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,69% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh pola musiman setelah periode HBKN Idulfitri, tecermin pada deflasi tarif angkutan udara dan angkutan antar kota sejalan dengan normalisasi tarif setelah periode HBKN Idulfitri.

Deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi rokok kretek filter akibat kenaikan tarif cukai tembakau. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 9,52% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 10,32% (yoy).

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: