Ini Gambaran Umum Perekonomian Kaltim Tahun 2025

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto bersama kedua deputinya Bayuadi Hardiyanto, Agus Taufik, serta asistennya dan para analis di Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, serta wartawan ekonomi dan keuangan di acara Temu Media, Kamis malam (6/3/2025). (Foto Bank Indonesia Kaltim/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Terlepas dari gonjang ganjing geopolitik global, seperti  masih memanasnya perang antara Rusia dengan Ukraina, gejolak di Timur Tengah, dan perang tarif, Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) yakin ekonomi Kaltim masih  tangguh untuk tumbuh tahun 2025 antara 5,5 sanpai 6,5%, sama dengan tahun 2024.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto dalam temu media, Kamis malam (6/3/2025) mengungkapkan, ekonomi Kaltim tidak akan terlalu alami guncangan tahun ini, karena permintaan batu bara domestik diperkirakan masih kuat, iklim yang diprakirakan akan lebih kondusif (pasca La Nina) untuk aktivitas penambangan batubara maupun produski perkebunan sawit.

Menurut Budiyang dalam acara temu media menghadirkan kedua deputinya Bayuadi Hardiyanto, Agus Taufik, serta asistennya Iwan Kurniawan  Hadiayanto, Bagoes Fikri, dan para analis di Bank Indonesia Kaltim, menjelaskan, potensi peningkatan kinerja industri pengolahan akan didapat seiring beroperasinya sejumlah industri pengolahan baru, seperti RDMP RU V Balikpapan, implementasi B40 berpotensi meningkatkan CPO untuk memeuhi kebutuhan domestik.

Faktor-faktor lain yang membuat ekonomi Kaltim masih bagus adalah adanya pembangunan berbagai proyek investasi swasta yang diperkirakan masih akan terus berlanjut, ekspor antar daerah tetap kuat seiring permintaan batu bara domestik yg diperkirakan masih kuat, impor antar daerah tetap kuat seiring masih relatif tingginya kebutuhan pangan dan komoditas lain dari luar wilayah Kaltim.

“Investasi di Kaltim yang diperkirakan masih akan tinggi, dimana target investasi Kaltim tahun 2025 mencapai Rp79,86T, lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi 2024 yang sebesar Rp76,3T,” papar Budi. Peningkatan UMR tahun 2025 berpotensi meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal-hal yang perlu dapat perhatian atau diwaspadai, ungkap Budia, adalah pembangunan infrastruktur pemerintah tahap II di IKN yang diprakirakan akan termoderasi dibandingkan tahap sebelumnya sejalan dengan penurunan pagu IKN tahun 2025.

“Tapi Kaltim juga menghadapi penurunan kinerja pengolahan migas seiring natural declining hulu migas,” ungkapnya.

Pembangunan infrastruktur pemerintah diprakirakan akan termoderasi seiring prakiraan penurunan pagu APBN untuk IKN tahun 2025 dibandingkan dengan pagu tahun sebelumnya. Sedangkan peningkatan PPN berisiko mengurangi konsumsi masyarakat.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: