Ini Lima Lapangan Usaha Penggerak Terbesar Ekonomi Kaltim

batubara
Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian merupakan satu dari lima lapangan usaha yang peranannya terhadap struktur ekonomi Kaltim  mengalami penurunan di tahun 2023 , karena turunnya harga batubara acuan dibanding dengan tahun 2022.  (Foto Niaga.Asia/IST)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Selama lima tahun terakhir (2019-2023) struktur perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) didominasi oleh lima kategori lapangan usaha sebagai penggerak terbesar, diantaranya: Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Konstruksi; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Pada tahun 2023 peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kaltim dihasilkan oleh Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian. Lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi sebesar 43,19 persen (turun dari 45,52 persen di tahun 2019).

Demikian dilaporkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, DR. Yusniar Juliana, S.Si, MIDEC dalam laporan BPS Kaltim berjudul “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Timur Menurut Lapangan Usaha 2019-2023” yang diterbit dan bisa diakses publik sejak awal April 2024.

Lapangan usaha dengan peranan terbesar selanjutnya adalah Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 17,73 persen (turun dari 17,87 persen di tahun 2019); dan Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 10,31 persen (naik dari 8,98 persen di tahun 2019).

Peranan lapangan usaha terbesar selanjutnya yaitu Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,02 persen (naik dari 7,95 persen di tahun 2019); dan Lapangan Usaha Perdagangan Besar, Eceran, dan dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,31 persen (naik dari 5,87 persen di tahun 2019).

“Sementara itu, dua belas lapangan usaha lainnya masing-masing memiliki peranan kurang dari 5 persen,” kata Yusniar.

Dari kelima lapangan usaha dengan peranan terbesar tersebut, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian merupakan satu-satunya kategori dengan peranan terhadap struktur ekonomi Kaltim  yang mengalami penurunan di tahun 2023 dibanding dengan tahun 2022.

Turunnya peranan Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian terjadi akibat penurunan harga batubara yang cukup signifikan pada tahun 2023. Harga batubara acuan (HBA) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun dari USD 276,58 perton di tahun 2022 menjadi USD 201,15 per ton di tahun 2023.

Sejalan dengan rata-rata harga Batubara global yang juga mengalami penurunan. Sementara itu, kontribusi enam belas lapangan usaha yang lainnya mengalami peningkatan dari tahun 2022 ke tahun 2023.

Menurut Yusniar, BPS mencatat nilai PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku pada tahun 2023 mencapai 843,57 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB tersebut mengalami penurunan sebesar 77,88 triliun rupiah dibandingkan tahun 2022 yang nilainya tercatat sebesar 921,45 triliun rupiah.

Turunnya nilai PDRB tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas utama Kaltim, seperti harga batubara, harga minyak bumi dan gas alam.

“Sementara itu, berdasarkan harga konstan 2010 nilai PDRB mengalami peningkatan dari 506,16 triliun rupiah pada tahun 2022 menjadi 537,63 triliun rupiah di tahun 2023. Peningkatan nilai PDRB atas dasar harga konstan tersebut menunjukkan bahwa kinerja produksi sektor perekonomian Kaltim secara umum mengalami pertumbuhan yang positif,” demikian Yusniar.

Penulis: Intoniswan | Editor: INtoniswan

Tag: