Ini Lima Potensi Ketidakpastian Ekonomi Global yang Bisa Mempengaruhi Ekonomi Nasional

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo  dalam Forum Investasi Tahunan Bank Indonesia 2023 yang mengusung tema “Navigating FX Reserve Sustainability Strategy in Global Market Turmoil” dan merupakan salah satu side event dari rangkaian kegiatan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 di Jakarta, 26 Januari 2023. (Foto Bank Indonesia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kinerja ekonomi Indonesia yang sangat baik saat ini akan terus berlanjut di tengah masih terdapatnya potensi ketidakpastian di perekonomian global.

Beberapa hal yang menjadi potensi ketidakpastian tersebut antara lain:  perlambatan ekonomi global (slower growth);  masih tingginya laju inflasi (high inflation); suku bunga kebijakan yang tinggi untuk waktu yang lama (higher policy rate for longer);  nilai tukar dolar AS yang tetap kuat (strong US dollar); serta fenomena cash is the king.

“Dalam menghadapi hal tersebut, penting strategi KIS  yaitu Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi, dalam menyusun berbagai kebijakan,” ungkap Perry pada hari ini, 26 Januari 2023, dalam Forum Investasi Tahunan Bank Indonesia 2023 yang mengusung tema “Navigating FX Reserve Sustainability Strategy in Global Market Turmoil” dan merupakan salah satu side event dari rangkaian kegiatan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Menurut Perry, implementasi KIS oleh Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dan stakeholder strategis lainnya selama tahun 2022 terbukti efektif dalam menjaga resiliensi perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia. Ke depan, hal tersebut diyakini akan berlanjut.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 4.5% – 5.3%. Laju inflasi diproyeksikan terjaga di kisaran 3%±1% pada tahun 2023. Seiring konsistensi penguatan fundamental ekonomi tersebut, nilai tukar Rupiah diyakini akan terus mengalami apresiasi.

“Bank Indonesia akan terus melakukan berbagai inovasi yang terangkum dalam 5 kebijakan utama, yaitu kebijakan moneter yang pro-stability dan kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta kebijakan UMKM dan perekonomian syariah yang pro-growth. Berbagai kebijakan tersebut didukung oleh sinergi melalui koordinasi erat dengan Pemerintah dan stakeholder strategis lainnya,” katanya.

Terkait dengan pengelolaan cadangan devisa yang merupakan salah satu elemen dalam mendukung kebijakan moneter, Gubernur Perry Warjiyo menekankan pentingnya pemahaman terhadap fundamental ekonomi, siklus bisnis dan keuangan, serta tantangan ekonomi ke depan.

Untuk itu, penguatan pengelolaan cadangan devisa yang telah diimplementasikan sejak tahun lalu akan terus dilakukan, antara lain melalui strategi alokasi aset yang mempertimbangkan profil kewajiban eskternal baik yang bersifat siklikal maupun struktural, serta mitigasi downside risks sehingga kecukupan cadangan devisa dapat terus terjaga.

Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor: Intoniswan

Tag: