Ini Pernyataan Presiden Jokowi Saat Buka Forum ASEAN-Indo-Pasific

Presiden Joko Widodo (kelima kiri) bersama (dari kiri) Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., PM Singapura Lee Hsien Loong, Head of Delegation of The Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Manet, PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan PM Timor Leste Xanana Gusmao berfoto bersama saat pembukaan AIPF, Jakarta, Selasa 5 September 2023 (Foto: Media Center KTT ASEAN 2023/Dhoni Setiawan/aww)

JAKARTA.NIAGA.ASIA — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), di Hotel Mulia, Senayan, Selasa 5 September 2023. Agenda bertajuk “Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific” ini merupakan salah satu highlight Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 untuk meningkatkan kerja sama ASEAN dengan negara mitra di kawasan Indo-Pasifik.

“Kawasan kita tidak imun dari berbagai tantangan global dan rivalitas geopolitik yang menajam, khususnya potensi konflik di Indo-Pasifik. Untuk itu, ASEAN-Indo-Pacific Forum hadir untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat, serta membangun habit of cooperation yang win-win formula, tanpa satu pun merasa dikucilkan,” ujar Presiden dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa AIPF memiliki tiga agenda utama. Pertama, infrastruktur hijau dan rantai pasok yang resilient, di antaranya melalui hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih kokoh melalui hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem EV adalah contoh konkret membangun rantai pasok kawasan,” kata Presiden.

Kedua, pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif.

“ASEAN membutuhkan 29,4 triliun US Dollar untuk transisi energi, dan dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang profitable dan sustainable,” ujar Presiden.

Terakhir, transformasi digital dan ekonomi kreatif.

“Ekonomi digital di ASEAN di tahun 2030 diperkirakan tumbuh hingga 1 triliun US Dollar, dan adopsi inovasi digital perlu diperkuat untuk mendukung ekonomi kreatif dan UMKM,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden memberikan apresiasi terhadap dukungan negara anggota ASEAN dan negara mitra sehingga terkumpul 93 proyek kerja sama senilai 38,2 miliar Dolar AS dan 73 proyek potensial senilai 17,8 miliar Dolar AS.

“Ini mencerminkan komitmen kita to walk the talk, membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil, dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat di kawasan dan dunia,” tandasnya.

Dalam sambutannya, Presiden juga menekankan bahwa ASEAN mempunyai potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan menarik minat investasi.

“Kita patut bersyukur di tengah melemahnya ekonomi dunia, ekonomi ASEAN terbukti tangguh dan terus tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi global dan kawasan lainnya. Dengan populasi sebesar 680 juta jiwa, ASEAN juga merupakan pasar yang potensial dengan peluang investasi yang menjanjikan,” tandasnya.

Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi bersama para pemimpin ASEAN dan negara mitra melakukan foto bersama, dilanjutkan dengan mengunjungi pameran yang menampilkan proyek-proyek strategis di beberapa sektor seperti sektor infrastruktur hijau, pembiayaan yang berkelanjutan, transformasi digital, dan ekonomi kreatif.

Pada acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait pembentukan satuan tugas (satgas) nasional local currency transaction (LCT). Kerangka kerja sama ini merupakan salah satu kesepakatan dalam Leaders’ Declaration KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo bulan Mei lalu yang bertujuan mendukung stabilitas ekonomi dengan mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antarnegara ASEAN. Pembentukan satgas ini melibatkan 10 lembaga negara dan kementerian.

Sumber : Humas Sekretariat Kabinet | Editor : Saud Rosadi

Tag: