Irigasi Belum Optimal, 5 Kawasan Pertanian di Kukar Butuh Perhatian

Hamparan sawah petani di L4, Tenggarong Seberang. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dari daerah pemilihan (dapil) Kutai Kartanegara, Salehuddin, mengatakan, ketahanan pangan perlu menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan provinsi, untuk itu penting melakukan perbaikan infrastruktur irigasi yang sangat dibutuhkan oleh petani di sejumlah kawasan utama.

“Tujuannya bagaimana ketahanan pangan ini bisa ditingkatkan,” ujarnya kepada Niaga.Asia, Jumat (2/5).

Di balik 5 kawasan pertanian di Kukar terdapat potensi yang sangat besar, tapi juga terdapat tantangan besar terkait kualitas irigasi, dimana saat ini masih kurang memadai.

“Di Kutai Kartanegara itu kan ada 5 kawasan yang notabenenya menjadi salah satu potensi untuk perkebunan dan pertanian, termasuk sawah segala macam kan,” jelasnya.

Salehuddin menambahkan, lima kawasan pertanian di Kutai Kartanegara yang  irigasinya belum memadai, antara lain:

Kawasan I: Sebulu-Muara Kaman

Desa Terkait: Sumber Sari, Manunggal Jaya, Cipare Makmur, Sido Mukti, Panca Jaya dan Bunga Jadi. Dengan total luas lahan: 1.520 ha.

Kawasan II: Tenggarong Seberang I

Desa Terkait: Bangun Rejo, Karang Tunggal, Manunggal Jaya, Bukit Raya, Loa Lepu, Teluk Dalam, Loa Ulung dan Embalut. Dengan total luas lahan: 1.650 ha.

Kawasan III: Tenggarong Seberang IIekta

Desa Terkait: Kertabuana, Buana Jaya, Bukit Pariaman, Sukamaju dan Separe. Dengan total luas lahan: 2.160 ha.

Kawasan IV: Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu

Desa Terkait: Bukit Biru, Jahab, Jembayan, Sumber Sari, Sepakat, Ponoragan dan Rempanga. Dengan total luas lahan: 1.216,61 ha.

Kawasan V: Marangkayu

Desa Terkait: Santan Ulu, Semangko dan Sebuntal. Dengan total luas lahan: 1.082,16 ha.

Menurutnya, meskipun kawasan-kawasan ini sudah memiliki pertanian yang berkembang, faktor pembatas terbesar adalah kurangnya infrastruktur irigasi.

“Kawasan pertanian yang pertaniannya sudah berjalan dan petaninya ada, masalahnya itu infrastruktur irigasinya masih belum baik,” terangnya.

Hal tersebut menyebabkan para petani hanya bisa mengandalkan dua kali masa tanam (Indeks Pertanaman/IP) per tahun, sementara seharusnya dengan irigasi yang lebih baik, mereka bisa melakukan tiga kali tanam, yang jelas akan meningkatkan hasil pertanian secara signifikan.

“Dengan pembangunan irigasi yang lebih baik, kita bisa membuka peluang bagi para petani untuk meningkatkan hasil pertanian mereka, memperpanjang masa tanam, dan pada akhirnya mendukung ketahanan pangan Kaltim yang lebih stabil dan berkelanjutan,” kata Salehuddin.

Tentang perbaikan infrastruktur irigasi untuk pertanian tanaman pangan, Salehuddin menekankan pentingnya kolaborasi kuat antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam mempercepat pembangunan irigasi.

Pembangunan infrastruktur irigasi yang terkoordinasi akan memperkuat ketahanan pangan Kaltim, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

“Pembangunan irigasi seharusnya menjadi bagian integral dalam RPJMD Kaltim, agar bisa terwujud program yang menyeluruh untuk meningkatkan kapasitas produksi pertanian dan memperkuat ketahanan pangan. Jika kawasan-kawasan ini dapat diintervensi dengan baik, maka keberhasilannya akan sangat tinggi,” tegasnya.

Melalui langkah-langkah yang terencana dan kolaborasi antar pemerintah, Provinsi Kaltim dapat memaksimalkan potensi pertanian dan menuju masa depan yang lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: