JAKARTA.NIAGA.ASIA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo menyampaikan, jemaah haji yang telah kembali ke tanah air, kesehatannya tetap dipantau. Setiap Dinas Kesehatan akan melaksanakan pemantauan kesehatan selama 21 hari pada jemaah haji yang sudah kembali ke daerahnya.
Selama ibadah haji, jemaah haji melakukan rangkaian ibadah dan berada di kerumunan dalam jumlah yang besar, dan melibatkan interaksi dengan jemaah dari berbagai negara. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular. Oleh karenanya perlu meningkatkan kewaspadaan pada penyakit menular yang dibawa pasca kedatangan dari ibadah haji di tanah air.
“Jemaah haji selama ibadah haji kerap berkerumun dan berinteraksi dengan jemaah dari berbagai negara di tanah suci. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kewaspadaan pada risiko penyebaran penyakit menular,” kata Liliek, dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan, Sabtu 22 Juli 2023.
Pemantauan itu bertujuan sebagai deteksi dini terhadap penyakit menular yang berpotensi menimbulkan Public Health Emergency of International Concern (PHEIOC), seperti COVID-19, Mers-Cov, Meningitis, dan Polio.
Jemaah haji dipantau kesehatannya dengan masa pemantauan selama 21 hari melalui Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH). Apabila terdapat demam atau gejala sakit lainnya maka jamaah yang sakit, segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH.
“Jika dalam masa pemantauan, jemaah haji timbul gejala sakit, maka kami imbau untuk memeriksakan diri di fasilitas kesehatan terdekat dengan membawa K3JH,” ujar Liliek.
Selain pemantauan kesehatan, jemaah haji juga diimbau untuk menjaga kesehatannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Jemaah haji diharapkan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, beristirahat yang cukup serta rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.
Liliek mengingatkan bahwa jika jemaah haji setibanya di tanah air mengalami batuk atau pilek, perlu menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kontak langsung dengan keluarga seperti berpelukan, berciuman, dan berjabat tangan. Selain itu jemaah haji diharapkan menggunakan masker saat berkumpul dengan keluarga.
“Jemaah haji kami imbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama masa pemantauan dan menerapkan PHBS seperti tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, beristirahat yang cukup, dan rajin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer,” katanya.
Setibanya di bandara Indonesia, petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji, yang mengalami gangguan kesehatan. Sebagai contoh di Bandara Soekarno Hatta telah disiapkan 3 ruangan yaitu ruangan pemeriksaan, ruangan observasi, dan ruangan karantina.
Harapannya jemaah haji dapat kembali ke tanah air menjadi haji mabrur yang sehat. Selain itu jemaah haji dapat kembali berkumpul dengan keluarga di tanah air dalam kondisi yang sehat.
Sumber : Humas Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi
Tag: Haji 2023KemenkesKesehatan