Jembatan Sambaliung Berdesain Elemen Estetis, Akmal: Destinasi Baru Kunjungan Wisatawan

Peresmian Jembatan Sambaliung oleh Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, Sabtu 21 September 2024. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA — Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik meresmikan Jembatan Sambaliung, berada di Jalan Poros Raya Bangun, Karang Ambun Kecamatan Tanjung Redeb, Berau, Sabtu 21 September 2024 malam. Jembatan dilengkapi elemen estetis itu merupaka bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Berau Coal.

Peresmian ini di hadiri oleh Bupati Sri Juniarsih Mas, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, Kepala Dinas Pariwisata Ririn Sari Dewi dan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.

Akmal Malik mengatakan, saat menginjakan kaki ke Berau beberapa bulan lalu, dia merasa takjub dengan keindahan daerah Berau, beserta potensi pariwisatanya. Salah satunya kepulauan Maratua dan Kakaban

“Sejauh ini wisata Berau baru dari alamnya, belum banyak premiumnya (yang memukau). Sebagai orang yang ditugaskan dalam membangun daerah ini, tugas kita untuk membangun premiumnya,” kata Akmal.

Dengan diresmikannya Jembatan Sambaliung sepanjang 180 meter dengan lebar badan jalan 6 meter, yang dibentuk unik dengan ukiran-ukiran gambar ikonik lokal hayati Berau, harapannya dapat meningkatkan daya tarik dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Berau.

Suasana Jenbatan Sambaliung di malam hari, Sabtu 21 September 2024. (HO-Biro Adpim Setdaprov Kaltim)

“Jembatan ini begitu menarik, karena menghadirkan seni yang premium. Ke depannya mungkin bisa disediakan tempat untuk berfoto yang menghadap langsung ke jembatan ini,” jelas Akmal.

“Jadi ketika wisatawan berkunjung Berau, tapi tidak bisa datang ke Derawan atau Kakaban, di Tanjung Redeb bisa menyediakan destinasi wisata untuk dikunjungi,” tambah Akmal.

Selain itu, Akmal berharap Jembatan Sambaliung ini dapat menghadirkan tempat bagi UMKM, guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Saya berharap ke depan ini kawasan ini disulap, sehingga ada aktivitas ekonomi di sini,” ujar Akmal Malik.

Sementara, Seniman Jembatan Sambaliung, John Martono mengatakan, konsep desain elemen estetis Jembatan Sambaliung ini mengkombinasikan beberapa potensi lokal hayati daerah Berau.

Seniman Jembatan Sambaliung John Martono. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Seperti gambar penyu yang menjadi kekayaan lokal hayati Berau juga digambar di jembatan ini,” kata John.

“Dalam warna lampu yang digunakan di jembatan Sambaliung ini mengkombinasikan warna kuning, oranye dan hijau,” tambah dia.

Di mana, warna kuning dan oren melambangkan kemuliaan, kegagahan dan keagungan budaya Berau.

“Sedangkan warna hijau, melambangkan kekayaan hayati, di mana Kaltim dikenal sebagai paru-paru dunia,” jelasnya.

John menyebutkan, proses pembuatan desain hingga pemasangan di elemen estetis Jembatan Sambaliung, memakan waktu kurang lebih delapan bulan lamanya.

“Prosesnya mulai dari perancangan itu dari Januari. Selesainya baru saja. Proses instalasi nya baru dua puluh hari lalu,” jelas John.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: