Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Curhat Soal Kantor Kerap Kebanjiran

Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim HM Syafranuddin memotong tumpeng HPN 2023 dan menyerahkan kepada wartawan senior Syafril Th Noer. (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Seraya  menyampaikan ucapan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2023 Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim, HM. Syafranuddin, curhat ihwal kondisi kantornya yang sudah kurang layak dan kerap kebanjiran hingga 30cm.

Di hadapan para wartawan senior, pengurus  Dewan Kehormatan PWI Kaltim dan jurnalis sejumlah media di momen ‘Mbeko dengan Wartawan’, Kamis (9/2), di ruang Oemar Dahlan, Perpustakaan Kaltim, Samarinda, Syafranuddin mengungkapkan, kala musim hujan seperti sekarang sedikitnya dua kali dalam seminggu harus kerja bakti membersihkan kantor.

Selain itu, Ivan– sapaan akrabnya– menyebut kantornya tidak mampu menampung lebih 50 orang pengunjung.

“Belum ada juga ruang diskusi pengunjung. Padahal ruang seperti itu penting bagi pengunjung untuk mendiskusikan bacaan mereka,” lanjut mantan Karo Humas dan Protokol Pemprov Kaltim ini.

Dia mengharap dinasnya menempati Wisma Atlet GOR Kadrie Oening Sempaja.

“Kalau kami dipercaya mengelola dan berkantor di Wisma Atlet akan ada ruangan yang refresentatif bagi perpustakaan. Ada ruang buku-buku hukum, budaya, ekonomi dan sebagainya secara terpisah,” ungkap Ivan.

Menyinggung jabatannya  sekarang, dirinya masih mendengar ada omongan yang mengatakan kalau dia di buang.

“Saya tidak merasa dibuang jadi kadis perpustakaan. Malah aselon saya naik dari II B jadi II A. Sekarang saya jatuh cinta dengan dunia perpustakaan dan arsip.”

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan masih menyimpan bukti terbit berbagai media mingguan di Kaltim tahun 1980-an dalam bentuk manual. (Foto Hamdani/Niaga.Asia)

Hal lain yang juga menjadi perhatiannya adalah kelemahan dalam pengarsipan.

“Kita lemah dalam masalah arsip. Kearsipan selama ini dianggap tidak penting. Ketika ada masalah baru kalang kabut. Saya mendorong staf saya agar memperhatikan masalah kearsipan tersebut,” ungkap Ivan.

Guna melengkapi arsip-arsip  tentang sejarah Kaltim, Ivan menyebut tahun ini akan ke Belanda mencari dokumen dan arsip tentang sejarah Kaltim.

Berkaitan dengan dunia jurnalistik, Ivan yang pernah puluhan tahun menjadi wartawan di berbagai media di Kaltim menceritakan, dari dunia kewartawanan itu lah dia banyak belajar tentang segala macam hal.

“Pernah satu ketika saya malah minta masuk penjara tiga malam lantaran menginvestigasi latar belakang kasus pembunuhan dan kanibal di Bentian Besar. Di penjara saya bertemu pelaku kanibal itu. Pelaku itu banyak bercerita dengan saya. Hasil investigasi saya itu saya tulis bersambung di harian Manuntung,” urainya.

Cerita itu, menurutnya penting sebagai contoh bagi para wartawan muda yang banyak hadir di acara itu, bahwa untuk mencari berita diperlukan berbagai cara.

“Kendati  harus masuk penjara selama tiga hari di penjara yang banyak nyamuk dan tidur beralaskan tikar,” katanya.

Bersamaan dengan acara ‘Mbeko dengan Wartawan’ ditandatangani perjanjian kerjasama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kaltim dengan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

Tag: