SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2023 berisi instruksi penggerakan donasi kepada pejabat lingkungan kota Samarinda untuk penurunan angka stunting di Samarinda. Dari 30 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkot Samarinda, 9 OPD tidak menjalankan edaran itu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani menyampaikan, angka stunting di Samarinda pada tahun 2023 turun 0,9 persen dibanding tahun 2022.
“Angka stunting di Samarinda tahun 2022 mencapai 25,3 persen dan ditahun 2023 mencapai 24,4 persen. Target kita di akhir tahun 2024 ini mencapai 11,98 persen. Sehingga kita perlu kolaborasi bersama untuk mencapai target itu,” kata I Gusti Ayu Sulistiani di Halaman GOR Segiri Samarinda, Kamis 4 Juli 2024.
Salah satu program yang dirancang dari DPPKB Samarinda untuk penurunan stunting adalah Festival Bangga Kencana. Festival ini melibatkan seluruh stakeholder terkait dalam upaya mencegah dan menurunkan stunting di Samarinda, guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Selain itu, Pemkot Samarinda juga telah mengintruksikan, menggerakkan donasi yang diperuntukan kepada pejabat-pejabat di lingkungan kota Samarinda,” ujar Gusti Ayu.
Adapun dana yang telah dikumpulkan dalam donasi untuk program penurunan stunting ini sebanyak Rp574.812.917 Juta pada bulan Agustus 2023 hingga Juni 2024 kemarin.
“Kita sudah belanjakan dalam dalam bentuk telur sehat yang dikelola oleh Perusda Varian Niaga. Jumlah yang dibelanjakan Rp393.880.000 Juta atau setara 5.507 ribu piring telur yang dibagikan selama 6 bulan berturut,” terang Gusti Ayu.
Menurut Ayu, dari 30 OPD yang ada, tidak semuanya melakukan donasi tersebut.
“Ada 9 OPD yang tidak berkontribusi terhadap instruksi Wali Kota dan 12 Puskesmas yang tidak berkontribusi, atau tidak memberikan donasi dan 25 kelurahan yang tidak memberikan donasi,” sebut Gusti Ayu.
Ayu berharap, ke depannya stakeholder dan OPD terkait dapat berkontribusi pada program penurunan stunting berikutnya.
“Namanya donasi itu keikhlasan. Kalau ikhlas berbagi silahkan. Kalau tidak ikhlas, tidak apa-apa. Itu kan tidak bisa dipaksa, tergantung hati nurani. Kita berharap paling tidak di internal kota masing masing OPD mendukung itu,” kata Ayu.
Sementara, Wali Kota Samarinda Andi Harun, menyebutkan, salah satu indikator keluarga berkualitas yakni rendahnya angka stunting di daerah tersebut.
“Prevalensi stunting di Samarinda menurun dari tahun 2022-2023 pada angka 24,4 persen. Nanti saya akan apresiasi, termasuk Lurah dan Camat-nya akan saya beri apresiasi,” kata Andi Harun.
Di sisi lain, Andi menyoroti 9 OPD yang tidak ikut serta mengikuti edarannya untuk melakukan donasi, guna berkontribusi dalam program stunting ini.
“Ada sekian OPD, kecamatan dan kelurahan yang tidak berkontribusi. Saya mau minta datanya siapa saja yang tidak berkontribusi,” sebut Andi Harun.
“Saya kaget, baru dapat informasi bahwa ada OPD dan kelurahan yang diajak kontribusi, tapi tidak ikut serta. Nanti kalian dapat bagiannya,” ujar Andi Harun mengingatkan.
Andi menegaskan, penurunan angka prevalensi stunting di Samarinda ini dibutuhkan kolaborasi bersama dengan seluruh pihak. Karena itu, ke depannya Andi berharap seluruh OPD dan stakeholder terkait, ikut berkontribusi dalam program penurunan stunting ini.
“Kita berharap teman-teman di seluruh lingkungan kemitraan strategis, kerja keras atas kerja yang terukur, jangan kebanyakan kegiatan seremonial. Nanti kegiatan seremonialnya terlalu menonjol, aksi lapangannya kurang,” tegas Andi Harun.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Andi HarunPemkot SamarindaSamarindaStunting