
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong seluruh sekolah di Tanah Borneo untuk mengembangkan kebun sekolah (school gardening) sebagai langkah konkret memperkuat ketahanan pangan.
Program ini kata Kabid Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Kaltim, Armin, adalah bagian dari upaya pemerintah daerah menjawab tantangan pangan dan membangun kesadaran sejak dini terhadap pentingnya kemandirian pangan.
Atas dasar itu, setiap sekolah diharapkan memanfaatkan lahan kosong yang tersedia untuk ditanami tanaman pangan. Instruksi ini dari Ketua DPRD Provinsi Kaltim Hasanuddin Mas’ud serta untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dan Gubernur Rudy Mas’ud.
“Arahan konkret yang perlu kita laksanakan adalah mengembangkan kebun sekolah, atau school gardening. Setiap sekolah diharapkan memanfaatkan lahan kosong untuk menanam tanaman pangan,” ujarnya di SMK-SPP Negeri Samarinda, Kamis (10/4).
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan bahwa kegiatan berkebun ini bukan hanya proyek ekstrakurikuler saja, tetapi juga perlu menjadi bagian dari proses belajar-mengajar di kelas. Dengan artian, instruksi ini sudah seharusnya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran.
“Bapak Ibu kepala sekolah, ketahanan pangan ini bisa masuk dalam kurikulum yang nantinya akan terintegrasi ya. Baik itu di pelajaran IPA, PKN atau prakarya lain sebagai pembelajaran kontekstual,” jelasnya.
Selain pengembangan kebun sekolah dan menjadikan kegiatan berkebun masuk dalam kurikulum, ia menekankan pentingnya edukasi, pelatihan pertanian modern, serta kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Sekolah bisa mengadakan workshop atau prolog tentang teknik pertanian modern seperti hidroponik, aquaponik, dan lainnya. Kegiatan ini sebaiknya didampingi oleh ahli atau dinas teknis agar hasilnya maksimal,” terangnya.
Armin menambahkan, siswa juga perlu dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan hasil kebun. Mulai dari proses pembuatan kompos, pengemasan hasil panen, hingga pemasarannya.
“Ini peluang besar agar hasil kerja siswa punya nilai ekonomi,” tuturnya.
Lebih jauh, Disdikbud Kaltim juga mendorong sekolah membangun kemitraan dengan stakeholder, termasuk dinas pertanian, dinas tanaman pangan, kelompok tani, maupun pelaku UMKM.
Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan bibit, alat pertanian, hingga pendampingan teknis yang dibutuhkan sekolah dalam menjalankan program ketahanan pangan.
“Kolaborasi ini penting agar sekolah tidak bekerja sendiri. Ada dukungan nyata dari luar untuk memastikan program ini berjalan berkelanjutan,” tegasnya.
Sebagai bentuk penghargaan, pemerintah daerah akan memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah yang dinilai benar-benar berhasil menjalankan program ketahanan pangan.
Bentuk apresiasi bisa berupa penghargaan simbolik, dukungan finansial, hingga bantuan sarana dan prasarana pertanian.
Disdikbud Kaltim juga berkomitmen untuk memfasilitasi pelatihan guru melalui dinas teknis agar para pendidik di Bumi Kalimantan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mendampingi siswa.
“Kami juga menyiapkan alokasi bantuan simbolis untuk mendukung sekolah yang serius menjalankan program ini,” pungkasnya.
Ia meyakini bahwa pendidikan dan ketahanan pangan sejak dini akan melahirkan generasi yang mandiri, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan.
“Mari bersama-sama kita wujudkan Kaltim sebagai pelopor ketahanan pangan berbasis komunitas,” tutupnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: kebun sekolahKetahanan Pangan