Kamaruddin: Perdagangan Rumput Laut Basah Merusak Citra Nunukan

Kamaruddin memperlihatkan rumput laut basah dikirim ke luar daerah dari  pelabuhan Nunukan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Ketua Asosiasi Pedagang Rumput Laut Nunukan, Kamaruddin menyesalkan maraknya akhir-akhir ini perdagangan rumput laut basah untuk dikirim dari Nunukan ke Makassar dan Surabaya, karena hal itu merusak citra, nama baik pelaku usaha rumput laut Nunukan.

“Perdagangan rumput laut basah Nunukan muncul lagi setelah harga jual rumput laut kering naik Rp 40 ribu per kilogram,” kata Kamaruddin pada Niaga.Asia, Senin (08/08/2022).

Tidak itu saja, adanya rumput laut basah di atas kapal yang diletakkan berdekatan dengan rumput laut kering, juga merusak mutu rumput laut kering, karena terkena rembesan air dari rumput laut basah.

“Kadar air rumput laut untuk perdagangan dalam negeri berkisar 40-42 persen, sedangkan untuk pasar ekspor kadar airnya berkisar 35-37 persen,” ujar Kamaruddin.

Tapi, karena rumput laut basah kini juga diperjualbelikan ke luar daerah dengan menggunakan kapal yang sama dengan pengangkut rumput laut kering, kualitas rumput laut kering setiba di kota tujuan jadi rusak.

“Rumput laut kering saat di atas kapal terkena tetesan air dari rumput laut basah,” katanya.

Kamaruddin menambahkan,  bercampurnya rumput laut basah dan kering di atas kapal menuai protes pembeli di Sulsel. Banyak dari pengusaha disana komplain, merasa dirugikan karena rumput laut kering berubah basah, padahal harga pembelian berbeda.

Laris dan bagusnya harga rumput laut Nunukan saat ini tidak lepas dari semakin tingginya permintaan dari luar daerah. Pembeli biasanya saling berebut mengambil barang di lokasi-lokasi budidaya dengan harga Rp 30 per kilogram.

“Gara-gara ulah oknum pembeli nakal ini, citra rumput laut Nunukan rusak, pembeli luar daerah komplain,” bebernya. Perdagangan rumput laut basah juga berpotensi dalam jangka panjang merusak harga yang saat ini sudah sangat bagus.

Menurut Kamaruddin, oknum yang memperdagangkan rumput laut basah ke luar daerah, selain merusak citra Nunukan,  juga dikeluhkan buruh-buruh angkut di pelabuhan lantaran baju dan badan mereka ikut basah, belum lagi bau yang dikeluarkan rumput laut basah menyengat hidung.

Ia juga mempertanyakan peran kantor Karantina Tumbuhan Nunukan yang kurang melakukan pemeriksaan atas rumput laut  yang akan dikirim ke luar daerah, sehingga rumput laut basah bisa bebas naik kapal PT Pelni dan swasta.

“Termasuk Dinas Perdagangan Nunukan tolong awasi kualitas mutu rumput laut, jangan sampai satu orang berulah, semua pelaku usaha dirugikan,” bebernya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Rachmat Rolau

Tag: