Kapolri dan Panglima TNI Bahas Kondisi di Papua

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers usai membahas masalah konflik yang terjadi di Papua saat pertemuan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/12/2023). (Foto Humas Polri)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bersama dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut membahas masalah konflik yang terjadi di Papua saat pertemuan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Kapolri dan Panglima TNI sedang mengikhtiarkan penyelesaian konflik dengan cepat, terutama gangguan dari Kelompok Krimonal Bersenjata (KKB).

“Tugas-tugas dengan masalah menghadapi situasi di Papua yang tentunya menjadi PR kami bersama,” ujar Kapolri di Lobi Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Kapolri dan Panglima TNI berkomitmen untuk segera menyelesaikan masalah konflik di Papua, sehingga masyarakat akan aman dan tidak ada yang dirugikan dalam konflik tersebut.

Selain itu, Kapolri juga meminta agar kegiatan tahapan pemilu, distribusi logistik, pelaksanaan kampanye, serta kegiatan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dipastikan berjalan aman dan lancar.

“Pengawalan rekap menghadapi sengketa yang ada semuanya bisa berjalan dengan aman dan damai di tengah perbedaan pendapat di tengah perbedaan pilihan dan itu bagian dari demokrasi. Dan tugas kita mengawal agar demokrasi dapat berjalan dengan baik,” tuturnya.

Kapolri menambahkan dalam pertemuan itu, Kapolri dan Panglima juga juga membahas soal persiapan menghadapi bencana. Terlebih, kini sudah masuk musim hujan.

Sementara Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyatakan saat ini patroli di wilayah Papua menggunakan drone. Penggunaan drone tersebut dilakukan demi menjamin keamanan para anggota.

“Jadi untuk patroli itu kita tidak lagi seperti dulu masuk kepedalaman sampai 10, 20 kilo dari titik kuat ini, sekarang kita gunakan drone kalau aman baru kita masuk,” jelas Panglima.

Ditambahkan Panglima, dalam menyelesaikan permasalahan di Papua, pihaknya menggunakan hard power sebagai jalan terakhir. Hingga saat ini, ungkap Panglima, soft power masih terus digunakan.

Dicontohkan Panglima, soft power itu saat ini sudah dilakukan dengan pola bertahan meski adanya penyerangan dari kombatan.

“Kalau soft power kita akan membuat konsep defend aktif ya, kita bertahan tetapi aktif. Kemudian yang kita kedepankan operasi teritorial intelijen, untuk di Papua. Hard power itu kita jalan terakhir,” ujar Panglima.

Sumber: Divisi Humas Polri | Editor: Intoniswan

Tag: