Kasus Antraks di Samarinda Masih Nihil

Ilustrasi antraks (istimewa/net)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda memgimbau masyarakat tetap mewaspadai penyakit antraks, meskipun hingga kini belum ditemukan kasus suspek atau dicurigai antraks.

Penyakit antraks yang dipicu bakteri itu muncul di Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan telah menelan korban jiwa serta puluhan lainnya terindikasi suspek antraks, akibat memakan daging sapi yang telah mati.

“Saat ini kasus antraks untuk manusia di Samarinda belum ditemukan,” kata Kepala Bidang Pelayanan, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Samarinda, Osa Rafshodia, Rabu 13 Juli 2023.

Berdasarkan situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri gram positif berbentuk batang yang dikenal sebagai Bacillus anthracis.

Bakteri ini dalam kondisi tertentu membentuk spora yang sangat resisten dan mampu mempertahankan virulensi-nya selama bertahun-tahun.

Sejalan dengan hal tersebut, Sub Koordinator Seksi Bidang P2P Dinkes Samarinda, Dian Margi Utami menjelaskan, penyakit antraks dapat menginfeksi manusia melalui kontak langsung dengan kulit, terhirup, atau konsumsi ternak yang terinfeksi.

“Bakteri ini kemudian membentuk spora yang akan berkembang cepat. Jadi sangat cepat berdampak di dalam tubuh manusia, dan manisfestasinya bisa melalui kulit, ke pencernaan, atau juga terhirup,” ujar Dian.

Dian mengatakan, kontaminasi penyakit ini akan menyerang organ-organ dalam pada sistem pencernaan manusia.

“Obatnya adalah antiobiotik, termasuk salep untuk kulit juga jika tertular melalui kulit,” sebut Dian.

“Terkait penanganannya sama seperti penyakit lambung. Gejalanya itu pada manusia mengalami mual, muntah, hingga diare,” Dian menambahkan.

Kendati demikian, ia meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi daging hewan yang berpotensi terinfeksi antraks.

“Masyarakat diimbau untuk tidak memakan bangkai hewan, biasanya ada pada sapi, kambing, burung unta. Intinya sebagian besar hewan pemakan tumbuhan,” demikian Dian Margi Utami.

Penulis: Annisa Dwi Putri | Editor : Saud Rosadi | ADV Diskominfo Samarinda

Tag: