Kejutan, Wali Kota Samarinda Bicara Hal-hal Transedental di DPRD

Wali Kota Samarinda, H Andi Harun. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kejutan, bahkan dapat dikatakan suatu berkah turun di ruang sidang DPRD Samarinda yang menyelenggarakan Rapat Paripurna Istimewa Memperingati HUT Ke-355 Kota Samarinda dan HUT Ke-63 Pemerintah Kota Samarinda, Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun mengawali pidatonya berbicara hal-hal yang transedental, membuat manusia atau masyarakat bahagia, merasa punya nilai, serta hidup selaras dengan lingkunga, kemajuan atau peradaban dihadapan anggota DPRD Samarinda ratusan undangan lainnya, sebelum menyampaikan data-data yang sudah dikerjakan selama 23 bulan menjabat sebagai wali kota.

Nilai-nilai transendental adalah nilai-nilai ketuhanan sebagaimana diajarkan di dalam Islam. Nilai-nilai ketuhanan ini yang mengarahkan manusia untuk menemukan nilai-nilai luhur kemanusiaan atau dengan perkataan lain mengajak manusia menjalankan nilai-nilai kemanusiaan itu menuju ke nilai-nilai ketuhanan.

Andi Harun bicara hal-hal yang transedental berkaitan dengan niatnya membangun Samarinda sebagai Kota Perdaban. Cukup panjang wali kota bicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan peradaban manusia dan lingkungan dengan mengutip pengertian sejarah menurut asal usul katanya yang berasal dari bahasa Arab, mengutip pendapat Herodutus dalam bukunya berjudul “The Father of History),  Ibnu Khaldun, dan Jared Masod Diamond, seorang historian dan American geografer dalam bukunya berjudul Collaps, terbit 2005, serta pandangan Daren Acemoglu dan James A Robinso dalam bukunya “Why Natioan Fail” atau Mengapa Negara Gagal.

Menurut terjemahan bebas wikipedia, Transendental secara harafiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan transesenden atau sesuatu yang melampaui pemahaman terhadap pengalaman biasa dan penjelasan ilmiah. Hal-hal yang transenden bertentangan dengan dunia. Dalam pengertian tersebut, filsafat transendental dapat disamakan dengan metafisika.

Bahkan Immanuel Kant (XVIII) menggunakan kata transendental ketika menyebut transendental aplikasi prinsip dasar dari pemahaman murni yang melampaui atau mengatasi batas-batas pengalaman.

Dalam skolatisme, transendental bersifat superkategoris. Dikatakan seperti itu karena cakupan hal transendental lebih luas daripada kategori-kategori tradisional dari filsafat skolastik yaitu forma atau bentuk dan materi, aksi, potensi dan sebagainya.

Hal-hal transendental mengungkapkan ciri universal dan adiinderawi dari yang ada. Tanda-tanda tersebut ditangkap melalui intuisi yang mendahului pengalaman apapun. Dalam filsafat neo-skolastik, transenden menunjukkan eksistensi yang mengatasi kegiatan berpikir, kesadaran, dan dunia.

Sedangkan kata transendental menunjuk konsep yang karena sifatnya universal melampaui kategori-kategori atau tidak dapat diperas ke dalam satu kategori saja. Konsep eksiten itu sendiri dan konsep mengenai atribut hakiki yang termasuk eksisten disebut sebagai transendental.

Hal-hal yang terkait dengan Transedental sesuatu bahasan pemikir dan mahasiswa yang intens dilakukan di Indonesia pada era 1980-1990-an. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata  transendental adalah  sesuatu menonjolkan hal-hal yang bersifat kerohanian.

Transenden (bahasa Inggris: transcendent; bahasa Latin: transcendere) merupakan cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat ditemukan di alam semesta.

Membangun Peradaban

Menurut Andi Harun, memperingati Hari Jadi Samarinda tiap 21 Janari adalah peristiwa sejarah. Sejarah berasal dari bahasa Arab- syajarah yang artinya pohon, “pohon silsilah” terhadap perkara/peristiwadi masa lampau yang terjadi secara berkesinambungan untuk masa kini dan masa depan.

Wali Kota Samarinda, H Andi Harun;” Tinggi rendahnya peradaban ditentukan perilaku manusia, terutama di institusi politik/pemerintahan”. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

Herodutus dalam bukunya berjudul “The Father of History) mengatakan bahwa sejarah tidak berkembang ke arah dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran dengan tingkatan tinggi rendahnya dipengaruhi oleh keadaan manusia.

Ibnu Khaldun, kata Andi Harun, berpandangan sejarah adalah catatan umat manusia-transformasi perdaban yang terjadi atas watak masyarakat manusia.

“Membangun Samarinda jadi Kota Peradaban adalah hasil olah pikir mengkonstruksi makna dan harapan pandangan-pandangan ahli dan pemikir tersebut di atas ke dalam visi dan misi membangun Kota Samarinda, Membangun Kota Peradaban,” ungkapnya.

“Thema “Membangun Kota Perdaban”, tidak saja menarik dari aspek sejarah, namun juga penting, bahkan sangat penting bagi masa depan Kota Samarinda, sebab tidak saja akan terus menjadi nafas/ruh dari arsitektur kota perencanaan kota, akan tetapi sekaligus menjadi faktor determinan pembentuk perilaku institusi politik dan pemerintah, isntitusi ekonomi dan swasta, bahkan menjadi pembentuk pola interaksi-relasi diantara keberagaman identitas sosial, agama, dan budaya bangsa di kota kebanggan kita ini,” papar pria kelahiran 12 Desember 1972 ini.

Andi Harun yang mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Muslim Indonesia (UMI)  Makassar 2016 ini menambahkan, hasil penelitian Jared Mason Diamond, membuktikan bahwa banyak negara yang pedabannya runtuk karena kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan absennya institusi politik/pemerintah dalam pengelolaan negara yang berkelanjutan.

Bahkan, apabila dikonfirmasi dengan pandangan Daron Acemoglu dan James A Robinso, lanjut Andi Harun, maka membuat semakin terang faktor gagalnya sustu negara tak selalu dipengaruhi georfais, tetapi juga karena faktor ekologis serta  bergantung pada komitmen dan kompetensi institusi ekonomi dan politik/pemerintahan.

“Artinya kesadaran akan pola interaksi manusia dengan alam/lingkungan yang baik, kehadiran institusi politik/pemerintahan, ekonomi dan keberhasilan menjaga/merawat keberagaman secara konsiten, akan membentuk peradaban kota yang berkelanjutan. Itu lah yang menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama kita untuk Kota Samarinda,” ungkap wali kota.

Membebaskan kota Samarinda dari banjir, program probebaya, membangun badan usaha milik Rukun Tetangga, membangun terase-terase di sepanjang Tepian Mahakam, merevitalisasi Citra Niaga, kata wali kota, ditujukan untuk Membangun Peradaban, memanusiawikan manusia, meningkatkan harkat dan martaban masyarakat Kota Samarinda.

“Kita ingin rakyat bahagia, orang yang berkunjung ke Samarinda bahagia, senang hatinya, gembira melihat kota yang tertata rapi dan nyaman. Tahun 2023 ini suda dikerjakan trase Tepian Mahakam segmen depan kantor gubernur dengn anggaran dialokasikan Rp40 miliar dan untuk revitalisasi Citra Niaga Rp20 miliar. Saya ingin Citra Niaga”hidup kemblai tapi tetap dalam konsep lama, tapi bangunanya dimoderenkan agar didatangi orang,”papar wali kota.

Pemerintahan Bersih

Menurut wali kota, dalam Membangun Kota Peradaban” dirinya yang berada pada intitusi politik dan pemerintahan, bertekad mewujudkan pemerintahan kota yang bersih dan berwibawa dan profesional, karena hal itu menjadi pilar utama pemerintahan.

Wali Kota Samarinda, H Andi Harun; “Saya mengontrol sendiri volume pekerjaan dan usulan kegiatan yang potensial terjadi mark-up.” (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

“Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) masih emnajdi momok dan biang kerok atas kerugian negara/perekonomian negara dan menjadi penyebab melemahnya daya saing daerah,” ujarnya.

Fakta-fakta penegakan hukum menunjukkan, kasus-kasus gratifikasi dan suap prmosi jabatan paling mendominasi, walaupun bentuk Tipikor lainnya makin beragam, mulai dari kerja sama pemanfaatan asset pemerintah daerah, penggelapan piutang, pajak atau retribusi daerah, penyalahgunaan jabatan abuseof power, korupsi dan pendidikan, hingga korupsi perjalanan dinas.

Wali kota menegaskan, sebagai bentuk komitmen kuat bagi pemerintahan kota, tidak cukup dengan mempertebal kesadaran hukum aparatur pemerintah kota, namun yang paling penting adalah membangun kultur kerja anti KKN serta membangun sistem perencanaan pembangunan yang baik melalui SIPD (Sistem Informasi Pembangunan Daerah) dari Kemendagri, pelaksanaan kegiatan pembangunan melalui e-katalog.

“Saya sendiri mengontrol langsung usulan biaya pembangunan yang disampaikan para kepala dinas dalam upaya mencegah terjadinya sesuatu yang tidak tepat,” ujar Andi Harun.

Ia juga menyampaikan dalam sidang DPRD Samarinda dan untuk diketahui publik, jangan mencoba-coba menyuap, mendekati orang-orang dekatnya, atau keluarganya untuk mendapatkan promosi di jabatan tertentu, atau pekerjaan atau proyek di pemrintahan kota Samarinda.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Samarinda

Tag: