Kemendag Longgarkan Kebijakan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat melakukan kunjungan kerja di CV  Sono  Putro,  Klaten,  Jawa  Tengah, hari  ini, Sabtu (1/7).  Dalam  kunjungannya,  Wamendag didampingi  Direktur Ekspor  Produk  Pertanian  dan  Kehutana nDirektorat  Jenderal Perdagangan Luar Negeri Farid Amir.

KLATEN.NIAGA.ASIA – Kementerian  Perdagangan  berkomitmen  terus  mendorong  kinerja  ekspor berbagai  jenis  produk nonmigas,  termasuk  produk  pertanian  dan  kehutanan. Kedua  jenis  produk tersebut  merupakan produk  ekspor  utama  Indonesia setelah  bahan  bakar  mineral,  lemak  dan minyak, besi dan baja, bijih logam, dan alas kaki.

Hal ini disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat melakukan kunjungan kerja di CV  Sono  Putro,  Klaten,  Jawa  Tengah, hari  ini, Sabtu (1/7).  Dalam  kunjungannya,  Wamendag didampingi  Direktur Ekspor  Produk  Pertanian  dan  Kehutana nDirektorat  Jenderal Perdagangan Luar Negeri Farid Amir.

“Guna  mendorong  kinerja  ekspor,  Kementerian  Perdagangan  telah  melakukan  berbagai  langkah strategis,  di  antaranya  dengan memberikan  relaksasi  (melonggarkan) kebijakan terhadap jenis produk  tersebut,” jelas Wamendag.

Dijelaskan oleh Wamendag, untuk produk kayu S4S (surfaced on 4 sides), E2E (eased 2 edges), dan E4  (eased  4edges), pada  15  Juli  2023—14  Juli  2024diberikan  relaksasi  luas  penampang.  Dari sebelumnya yang dapat  dieskpor  maksimal10.000  mm², menjadi  15.000  mm². Selain  itu, juga diberikan fasilitasi subsidi pembiayan pengurusan Laporan Surveyor (LS) untuk pelaku usaha kecil dan mikro(UKM).

Wamendag juga menyampaikan, Kementerian  Perdagangan telah menerbitkan  Permendag  16 tahun  2021  tentang  Verifikasi  atau  Penelusuran  Teknis  di  Bidang  Perdagangan  Luar  Negeri  dan Permendag  19  tahun  2021  tentang  Kebijakan  dan  Pengaturan Ekspor.

Dalam  peraturan  tersebut, kegiatan  ekspor  termasuk  produk  industri  kehutanan  wajib  dilakukan  verifikasi  atau  penelusuran teknis  oleh surveyor independen  yang  memenuhi  ketentuan  dan  telah  ditetapkan  oleh  Menteri Perdagangan.

“Dalam  hal  ini,  kami  mengapresiasi    PT Sucofindo  sebagai    surveyor    dalam    melakukan verifikasi/penelusuran  teknis  untuk  penerbitan  Laporan  Surveyor  (LS)  guna  memastikan  bahwa produk  yang  akan  diekspor  sesuai  dengan  ketentuan  kriteria  teknis,  sehingga  dapat  mencegah terjadinya penyimpangan kriteria teknis produk industri kehutanan,” terang Wamendag.

Wamendag  menambahkan,  negara  tujuan  utama  ekspor  produk industri kehutanan  Indonesia adalah Tiongkok,  Amerika  Serikat,  India,  Jepang,  Korea  Selatan,  Malaysia,  Australia,  Vietnam, Taiwan,dan Filipina.

Menurutnya, peningkatan  kinerja  ekspor  produk  industri  kehutanan  ke  negara  tujuan  ekspor utama tersebut harus dilakukan secara sungguh-sungguh, tepat, dan sistematis. Peningkatan akses pasar  utama  penting  dilakukan  melalui  penguatan  fasilitasi  dan  informasi  ekspor  yang  mencakup promosi  ekspor, penjajakan  bisnis  (business  matching),  serta  penguatan  perdagangan  di  negara tujuan ekspor.

Perwakilan perdagangan yang tersebar di beberapa negara (Atase Perdagangandan Indonesian   Trade  Promotion   Center)   dapat   diberdayakan  untuk   mempromosikankomoditas ekspor Indonesia.

“Ke  depan,  upaya  peningkatan  ekspor  khususnya  pada  produk  pertanian  dan  kehutanan  perlu dilakukan secara berkelanjutan oleh para pemangku kepentingan terkait, mengingat karakteristik yang dimiliki produk pertanian dan kehutanan Indonesia mendapat perhatian tersendiri dari pasar internasional,” pungkas Wamendag.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: