TANJUNGSELOR.NIAGA.ASIA– Indeks kedalaman kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) juga mengalami fluktuasi. Peningkatan indeks kedalaman kemiskinan terbesar terjadi pada Maret 2017 ke September 2017 yaitu meningkat sebesar 0,116 poin dari 1,207 pada Maret 2017 menjadi 1,323 pada September 2017.
Penurunan indeks kedalaman kemiskinan tertinggi terjadi pada September 2019 ke Maret 2020 dengan penurunan sebesar 0,284 poin. Pada September 2019 Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 1,122 turun menjadi 0,839 pada Maret 2020. Namun pada September 2020 mengalami sedikit kenaikan menjadi 0,859.
“Semakin tinggi nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin untuk keluar dari garis kemiskinan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara Mas’ud Rifai, SST., M.M dalam laporan “Data dan Informasi Kemiskinan Provinsi Kalimantan Utara 2017-2022” yang dipublikasikan dan sudah dapat diakses bulan ini, April 2023.
Menurut Mas’ud Rifai, apabila dilihat menurut wilayah, daerah perdesaan selalu lebih tinggi apabila dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin di daerah perdesan dan perkotaan.
“Penduduk miskin di daerah perdesaan akan lebih sulit untuk keluar dari belenggu kemiskinan apabila dibandingkan dengan penduduk miskin di daerah perkotaan,” ujarnya.
Berdasarkan Kabupaten/Kota, BPS melaporkan, Indeks Kedalaman Kemiskinan tertinggi adalah di Kabupaten Bulungan selama 6 tahun terakhir. Pada kondisi Maret 2022, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Bulungan adalah 1,59.
“Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan terkecil adalah Kabupaten Tana Tidung pada kondisi Maret 2022 yaitu 0,41.”
Indeks Keparahan Kemiskinan
Indeks keparahan kemiskinan menunjukkan gambaran sebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Indikator ini penting untuk menentukan kebijakan pemerintah agar dapat mengurangi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Semakin tinggi nilai Indeks Keparahan Kemiskinan, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Pada periode 2017 hingga 2022, nilai indeks keparahan kemiskinan mengalami fluktuasi.
Menurut Mas’ud Rifai, peningkatan tertinggi tejadi pada September 2018-Maret 2019 dari 0,175 menjadi 0,309 atau meningkat sebesar 0,134 poin. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada September 2019- Maret 2020, dari 0,269 menjadi 0,169 atau turun sebesar 0,100 poin. Indeks Keparahan Kemiskinan tertinggi terjadi pada Maret 2017, dengan indeks sebesar 0,340.
Indeks keparahan kemiskinan di perdesaan pada periode Maret 2017-September 2022 lebih tinggi dibandingkan di perkotaan kecuali pada September 2022 dimana indeks keparahan kemiskinan di perdesaan lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkotaan.
“Gap tertinggi yang terjadi antara perdesaan dan perkotaan terjadi pada September 2019 yaitu 0,258 poin, dimana Indeks di perdesaan sebesar 0,425 sedangkan di perkotaan sebesar 0,167,” ungkap Mas’ud Rifai.
Apabila dilihat berdasarkan Kabupaten/Kota, Indeks Keparahan Kemiskinan terbesar berada di Kabupaten Bulungan dengan besar indeks adalah 0,41. Disamping itu Kabupaten Tana Tidung merupakan Kabupaten dengan Indeks Keparahan terkecil yaitu 0,07.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Kemiskinan