Kepemimpinan yang Inovatif, Ini Kata Wakil Menteri Perdagangan

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri. (Foto Kemendag/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA –  Kunci kepemimpinan yang inovatif terletak pada cara pemimpin menghadapi perubahan dan menciptakan solusi. Kepemimpinan yang inovatif berorientasi pada fleksibilitas, kreativitas, dan keberanian mengambil risiko untuk mendorong transformasi. Hal tersebut akan tercermin ketika pemimpin mampu mengantisipasi perubahan serta memanfaatkannya sebagai peluang.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri saat menjadi pembicara pada Program Pengembangan Kepemimpinan Berjenjang (PPKB) Level Madya 1 Tahun 2025 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute di Jakarta, Jumat (21/2). Kegiatan yang menjangkau 119 peserta ini juga dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan kepala OJK Institute Anung Herlianto.

Wamendag juga menegaskan pentingnya kepemimpinan yang inovatif dalam upaya menciptakan transformasi suatu organisasi. Salah satu contohnya, Kementerian Perdagangan yang inovatif dalam memanfaatkan teknologi sebagai upaya peningkatan ekspor, khususnya dalam membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merambah pasar internasional.

“Kondisi global yang bergerak amat pesat menghadirkan berbagai dinamika, seperti perkembangan teknologi, ketidakpastian ekonomi, perubahan regulasi, hingga perilaku konsumen. Maka kepemimpinan inovatif bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kebutuhan. Kami di Kementerian Perdagangan juga berupaya terus inovatif dalam mewujudkan program prioritas yang ditetapkan,” ucap Wamendag Roro.

Wamendag Roro melanjutkan, dalam lingkup Kementerian Perdagangan, sisi inovasi diwujudkan salah satunya dengan bagaimana teknologi dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian target program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Teknologi digunakan misalnya digunakan dalam proses penjajakan kerja sama (business matching) antara UMKM dengan buyer mancanegara.

“Selain itu ada platform InaExport yang menghadirkan berbagai informasi terkait analisis pasar ekspor dari negara yang dituju, produk unggulan, hingga daftar pameran di dalam maupun luar negeri,” imbuh Wamendag Roro.

Selain kepemimpinan yang inovatif, Wamendag Roro juga menekankan pentingnya kerja sama tim dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya transformasi organisasi. Dengan kolaborasi, maka memungkinkan adanya pertukaran ide dan wawasan. Misalnya, kerja sama antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN dalam upaya akselerasi pengembangan UMKM.

“BUMN memiliki UMKM binaan dan juga berperan pada sisi pendanaan, dan dari sana kami melihat potensi sinergi yang konstruktif. Artinya, pemimpin wajib terbuka dan bersedia menekan ego sektoral. Dengan bergerak bersama, suatu tujuan dapat lebih cepat tercapai,” tandas Wamendag.

Sebelum mengakhiri sesinya, Wamendag Roro kembali mendorong peserta yang hadir pada kegiatan ini agar dapat menjadi pemimpin yang memiliki pola pikir yang terbuka, selalu mengembangkan wawasan, dan tidak henti mencari cara untuk berkontribusi bagi Indonesia.

“Jika seluruh peserta di ruangan ini menyadari bahwa kepemimpinannya secara tidak langsung juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan Indonesia, lalu bertekad menjadi pemimpin yang inovatif, maka Indonesia Emas 2045 bukanlah hal mustahil,” tutup Wamendag Roro.

Sumber: Siaran Pers Kementerian  Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: