TERNYATA memang ada irisan pertalian darah antara Kerajaan Sadurangas, Paser (Kaltim) dan Kerajaan Kuripan Daha, Amuntai (Kalsel). Raja pertama Kerajaan Sadurangas, Putri Sukma Dewi yang bergelar Putri Petung adalah anak Aria Manau, seorang mantan panglima perang Kerajaan Kuripan Daha.
Alkisah, tersebutlah Kerajaan Kuripan Daha yang dipimpin rajanya, Sakar Sungsang. Dalam memimpin kerajaan Raja Sakar Sungsang dikenal adil dan bijaksana, sehingga kehidupan rakyat makmur dan sentosa.
Kepribadian Raja Sakar Sungsang berbeda dengan adiknya Pangeran Sukarama. Seperti bumi dan langit. Meski diberikan jabatan sebagai Raja Muda namun Sukarama menunjukan sikap tidak puas dengan kebijakan Raja Sakar Sungsang.
Kerap dalam sidang-sidang di istana, Sukarama kerap secara terbuka menyatakan ketidaksetujuan lantaran dia memang sangat berambisi merebut takhta dari Sakar Sungsang.
Bukan hanya dalam urusan pemerintahan saja Sukarama bersikap oposisi. Dia juga sering terlihat memasuki istana raja untuk menggoda permaisuri yang sangat dicintainya.
Raja Sakar Sungsang bukan tidak tahu kelakuan adiknya itu. Beberapa kali dia menasihati Sukarama, namun tidak digubris. Sukarama tetap dengan peregal-nya. Raja Sakar Sungsang hanya mengelus dada.
Sementara itu, ambisi Sukarama untuk menjadi Raja semakin tidak terbendung. Bersama Mangkubumi dan para perwira kerajaan yang berhasil dipengaruhinya dengan iming-iming jabatan yang lebih tinggi, Sukarama memberontak dan berhasil.
Raja Sakar Sungsang tewas. Dua panglima perang terdekatnya, Garuntung Manau dan Aria Manau menyelamatkan diri. Permaisuri Sakar Sungsang dipaksa menjadi permaisuri Sukarama.
Selang beberapa tahun kemudian, ketika Raja Sukarama dan Mangkubumi sedang berburu di sebuah daerah, dekat Kampung Ujung Daha. Ketika memasuki Ujung Daha, dia melihat seorang perempuan cantik di depan sebuah rumah. Karuan saja penyakit ‘liur baungan’ Raja Sukarama kumat.
Dipaksanya perempuan itu ikut ke istana untuk dijadikan selir. Ketika perempuan itu melawan. Ketika dipaksa itulah muncul Aria Manau dan Garuntung Manau. Aria Manau sangat marah, karena perempuan itu adalah istrinya.
Raja Sukarama kaget ketika melihat Aria Manau dan Garuntung Manau menghalanginya. Terjadilah perkelahian antara Raja Sukarama melawan Aria Manau. Mangkubumi menghadapi Garuntung Manau. Setelah bertarung adu kesaktian setengah hari, Raja Sukarama dan Mangkubumi kalah. Mereka melarikan diri.
Esoknya pasukan Kerajaan Kuripan Daha dalam jumlah yang besar menyerang Kampung Ujung Daha. Meski melawan mati-matian namun karena kalah jumlah, Garuntung Manau dan Aria Manau serta masyarakat yang masih hidup menyelamatkan diri. Mengungsi ke wilayah timur kerajaan yang didiami suku Paser, Dayak Olo Ngaju dan Olo Danum.
Rombongan pengungsi dan dibantu orang Paser dan Dayak itu berhasil mengusir pasukan Kuripan Daha yang mengejar mereka. Setelah situasi aman, rombongan itu di bawah pimpinan Garuntung Malau dan Aria Malau mendirikan perkampungan yang diberi nama Libur Dinding.
Setelah puluhan tahun Kampung Libur Dinding semakin berkembang dan menjadi kerajaan yang bernama Sadurangas. Anak Aria Manau yang bernama Sukma Dewi, lantaran kecakapannya dalam memimpin, diangkat menjadi raja pertama dengan gelar Ratu Putri Petung yang berkuasa sejak tahun 1516.
Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan
Tag: Sadurangas