Ketidakpastian Ekonomi Global Meningkat, Menkeu: Jaga ABPN Kita Bisa Diandalkan

Petemuan para Menteri Keuangan anggota forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) minggu lalu di AS. (Foto Kemenkeu)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Para Menteri Keuangan anggota forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sepakat bahwa kondisi perekonomian global masih menantang dengan ketidakpastian yang meningkat. Risiko tersebut antara lain berasal dari stance kebijakan moneter global (higher for longer) dan peningkatan tensi geopolitik yang memperlemah prospek ekonomi global.

Hal ini terungkap dalam Konferensi APBN KiTa bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Jumat (24/11) secara daring.

“Kita perlu untuk terus menjaga APBN sebagai instrumen yang selalu diandalkan dalam menghadapi berbagai tekanan. Komitmen untuk terus menjaga APBN itu sangat penting karena ini adalah tools yang menjadi fondasi dan sekaligus powerful untuk mengaddress isu-isu pembangunan,” tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

Di dalam pertemuan APEC juga dibahas mengenai modern supply side ekonomi, terutama bagaimana disrupsi sisi suplai baik karena geopolitik maupun karena teknologi menjadi ancaman stabilitas perekonomian di Asia Pasifik. Para Menteri Keuangan APEC berkomitmen mendukung serangkaian kebijakan di sisi suplai untuk mengatasi kegagalan pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berdaya tahan, inklusif dan berkelanjutan difokuskan pada peningkatan (i) supply tenaga kerja; (ii) SDM; (iii) infrastruktur; (iv) R&D; dan (v) investasi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.

“Di dalam APEC juga dibahas mengenai sustainable finance. Ini juga salah satu yang sangat penting konsisten dengan pembahasan G20 dimana pentingnya untuk terus mendukung transisi energi secara bersih terutama di berbagai negara, termasuk dalam hal ini pendanaan perubahan iklim dari negara maju kepada negara berkembang sebesar USD100 miliar sampai dengan tahun 2025,” lanjut Menkeu.

Terakhir, para Menteri Keuangan APEC mendukung ekosistem aset digital yang resilien, inklusif dan inovatif dengan menjaga standar aturan yang tinggi dan meningkatkan stabilitas keuangan serta mitigasi risiko yang ditimbulkan.

Sumber: Biro KLI Kemenkeu | Editor: Intoniswan 

Tag: