Ketua DPRD Samarinda Harapkan PMT Efektif Kurangi Angka Stunting

Menu PMT untuk balita stunting dan ibu hamil di Samarinda. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ketua DPRD Kota Samarinda, H. Sugiyono, mengharapkan  program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda dapat berdampak positif dan menurunkan angka stunting atau anak kekurangan asupan nutrisi di Samarinda.

“Kita perlu apresiasi program PMT dalam memerangi stunting di Samarinda,” kata Sugiyono pada wartawan, Selasa (21/5/2024).

Ia menekankan PMT ini akan bedampak signifikan bila kolaborasi antar instansi terkait benar-benar solid.

“Saya berharap program ini dapat terus berjalan dengan baik,” katanya.

Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.

“Mudah-mudahan dengan adanya program PMT, angka prevalensi stunting di Samarinda terus turun mendekati angka yang ditargetkan pemerintah yakni 14% pada akhir tahun 2024 ,” ucap Sugiyono.

Dinas Kesehatan Kota Samarinda pada 07 Mei memulai pelaksanaan program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi 2.800 balita dan 900 ibu hamil selama 90 hari ke depan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Ismid Kukasih, mengatakan, program PMT merupakan kerja sama antara  26 puskesmas, 59 pemerintah kelurahan, dan TP PKK Samarinda.

PMT yang diberikan dalam bentuk sudah siap makan, bahannya dari Samarinda sendiri,  bergizi dan mudah diperoleh.

“Paket makanan yang diberikan juga telah dikonsultasikan ke ahli gizi untuk memastikan kualitas dan manfaatnya,” ujar Ismid.

Sementara itu Kepala UPTD Puskesmas Samarinda Ulu, drg. Zheditya Ayu Syawaliah,  menguraikan, program PMT dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PMT bagi ibu hamil dan balita.

“Walaupun program ini dari Kementerian Kesehatan, tanpa dukungan masyarakat, program ini tidak akan terlaksana dengan baik,” ujarnya pada Niaga.Asia.

Secara spesifik, terangnya, program PMT ini menargetkan dua kategori ibu hamil. Pertama; ibu bu hamil dengan hemoglobin (HB) rendah, dan kedua; ibu hamil dengan anemia kronis (Kek).

Sedangkan untuk balita, program ini menargetkan tiga kategori: balita gizi buruk (stunting), balita gizi kurang, dan balita yang tidak mengalami kenaikan berat badan selama dua minggu berturut-turut setelah ditimbang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat  Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Rudy Agus Riyanto, menginformasikan, PMT  sehari sekali, dibagikan antara jam 10.00 Wita atau jam 16.00 Wita.

“PMT dibagikan dengan pedoman gizi seimbang,” jelas Rudy pada Niaga.Asia via telepon, Selasa (7/5/2024).

Menu PMT terdiri dari kudapan/snack dan menu lengkap dengan kalori yang telah dihitung dan disesuaikan dengan pedoman gizi seimbang. PMT bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil.

“Terdapat 2 cara untuk mendapatkan PMT. Pertama; kelompok sasaran mengambil setiap hari ke titik pendistribusian yang telah ditentukan. Kedua; PMT diantar ke rumah-rumah sasaran,” kata Rudy.

Informasi lebih lanjut mengenai lokasi pendistribusian PMT dan jadwal pengantaran dapat diperoleh di kantor kelurahan masing-masing atau Dinas Kesehatan Kota Samarinda.

Ia mengajak masyarakat mendukung program PMT untuk mewujudkan anak-anak dan ibu hamil yang sehat dan bergizi.

Untuk memantau dan mengevaluasi program PMT, kata Rudy, Dinas Kesehatan Kota Samarinda akan membentuk tim yang disebar di setiap puskesmas.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda, I Gusti Ayu Sulistiani, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Samarinda, Senin (13/5/2024) menyebutkan, pravalensi stunting di Samarinda pada tahun 2022 sebesar 25,3% dan akhir tahun 2023 sebesar 24,4% atau turun 0,9%. Sedangkan pemerintah menargetkan secara nasional akhir tahun 2024 jadi 14%.

“Kita terus membangun kesadaran masyarakat perempuan bahwa mencegah stunting  dimulai dari masa kehamilan, persalinan, hingga menyusui,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Gusti Ayu, DPPKB telah melakukan berbagai upaya, misalnya mengedukasi remaja agar paham dengan baik perihal faktor-faktor penyebab anak jadi stunting dan mengingatkan remaja tidak nikah dini dan terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Penulis: Yuliana Ashari I Editor: Intoniswan I ADV DPRD Samarinda

Tag: