Kilas Balik Pendidikan dan Karier Ganjar Pranowo, Capres PDI

Usai diumumkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Capres, Ganjar Pranowo meninggalkan Istana Batutulis bersama Presiden Joko Widodo, Jumat (21/4/2023). (Footo Detiknews.)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Memasuki SMP, Ganjar  yang kini mejabat gubernur Jawa tengah dan sudah resmi dicalonkan PDIP sebagai Capres Indonesia 2024-2029 dan keluarganya pindah ke Kutoarjo  untuk mengikuti tempat tugas ayahnya.

Selanjutnya, ia bersekolah di SMP Negeri 1 Kutoarjo atau saat ini menjadi SMP Negeri 3 Purworejo. Lulus dari sekolah menengah pertama melanjutkann ke jenjang SLTA di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Di SMA, ia aktif dalam kegiatan Kepramukaan (Dewan Ambalan).

Menjelang kelulusan SMA pada akhir dekade 1980-an, sang ayah pensiun dari kedinasannya di Polri.  Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibu Ganjar membuka warung kelontong, sementara ia sempat berjualan bensin di pinggir jalan.

Tamat SMA, Ganjar melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Di kampus, ia bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta kegiatan pecinta alam di mana ia pernah melatih untuk SMA Negeri 8 Yogyakarta. Selama kuliah di UGM, Ganjar mengaku sempat cuti kuliah selama dua semester akibat tidak memiliki biaya untuk perkuliahan.

baca juga:

Ganjar, Capres Indonesia dari Lereng Gunung Lawu

Ganjar mengaku memiliki hobi demonstrasi semasa kuliah. Ia pernah mendemo rektor UGM kala itu (periode 1986-1990) Koesnadi Hardjasoematri. Ganjar lulus dari Fakultas Hukum UGM dengan dosen penguji skripsi Prof. Nindyo Pramono.

Tamat kuliah, Ganjar Pranowo awalnya bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakasa. Selain itu, ia juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti.

Aktif di GMNI dan mengagumi Soekarno, Ganjar awalnya menjadi simpatisan PDI. Tahun 1996, PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno.

Ganjar ikut mendukung Megawati, meskipun ayahnya adalah seorang polisi sedangkan kakaknya seorang hakim yang oleh Orba seluruh pejabat public dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.

Ganjar akhirnya memilih berkarier di politik lewat Partai PDI-P yang dipimpin oleh Megawati Sukarnoputri.

Karier Politik di PDIP

Ganjar awalnya tidak lolos saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI pada pemilu 2004, akan tetapi ia menerima tugas sebagai pengganti antar waktu (PAW) untuk menggantikan rekan separtainya yang berada dalam daerah pemilihan yang sama (Jawa Tengah 7) yakn Jakob Tobing, yang ditugaskan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi duta besar untuk Korea Selatan.

Ketika menjadi anggota DPR-RI pada periode 2004-2009, Ganjar Pranowo ditugaskan di Komisi IV yang mengawasi bidang  Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan Pangan. Selain itu,  Ganjar pernah ditempatkan pada Pansus (Panitia Khusus) RUU Partai Politik sebagai ketua panitia khusus,  anggota Badan Legislasi DPR RI, dan Ketua Panitia Khusus tentang MPR, DPR, DPD  dan DPRD  di DPR RI.

Pada periode pertama ini, Ganjar sempat mengajukan hak angket (hak penyelidikan) untuk menyelidiki kasus lelang gula ilegal dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar lebih bersama dengan Aria Bima  dan Hasto Kristiyanto (PDI), Idealisman Dachi (F-BPD), dan Djoko Eddy Abdurrahman (F-PAN) yang kemudian ditandatangani antara lain Djoko Eddy Abdurrahman dan Achmad Affandi, dan Zulkifli Hasan ((F-PAN), Masduki Baidlowi, HM Dachlan Chudori, Effendy Choirie, Idham Cholied, Helmy Faishal Zaini, Abdullah Azwar Anas, Choirul Sholeh Rasyid, dan Ahmad Syafrin Romas (F-KB),  Anhar (F-PBR).

Gubernur Jawa Tengah sekaligus Capres PDIP, Ganjar Pranowo bersama Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, Puan Maharani, Prananda Prabowo. (Foto CNN Indonesia)

Selain itu, Ganjar pernah menjadi Juru Bicara Fraksi PDIP di DPR RI dan menyatakan ketidaksetujuan terkait impor besar pada tahun 2006 dengan alasan kondisi pertanian terutama padi pada tahun 2005 masih bagus dan hasil produksi padi dan beras pada tahun 2005 masih surplus (berlebih).

Terkait kasus korupsi alih fungsi hutan lindung diBanyuasin untuk kepentingan Pelabuhan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan, Ia pernah diperiksa oleh KPK pada tahun 2008.

Di periode keduanya sebagai anggota DPR-RI, Ganjar ditempatkan pada Komisi II yang mengawasi bidang Pemerintahan Dalam Negeri, Otonomi Daerah,  Aparatur Negara, Reformasi Birokrasi, Pemilu, Pertanahan, dan Reformasi Agraria.

Ia mulai dikenal publik karena menjadi anggota Pansus Khusus Hak Angket Bank Century sekaligus menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR RI. Selain itu, Ia juga terpilih sebagai anggota tim pengawas rekomendasi DPR atas kasus Century dari PDI Perjuangan yang terdiri dari tiga mantan anggota Pansus Century dan sisanya adalah tokoh senior PDIP antara lain Sidarto Danusubroto, Gayus Lumbuun, Trimedya Panjaitan, dan, dirinya dan Hendarawan Supratikno.

Pada periode kedua ini, ia lebih dikenal karena vokal terkait kasus dana aliran Bank Century dan termasuk ke dalam anggota panitia khusus yang selalu memeriksa kasus ini secara hati-hati.  Ia pernah mengkritik Presiden SBY karena tidak menonaktifkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dapat menimbulkan ketegangan antar lembaga negara.

Ia pernah berpendapat bahwa sebaiknya Sri Mulyani yang saat itu pindah ke Bank Dunia seusai menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Indonesia Bersatu II berbicara terkait kasus Bank Century dan menyayangkan kepindahannya saat itu.

Selain itu, Ia juga pernah mengkritik mantan politisi Partai Golkar Priyo Budi Santoso  yang tidak mengeluarkan pernyataan soal rencana Golkar memetieskan kasus Bank Century pasca mundurnya Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan.

Menurutnya, pernyataan Priyo berbahaya. Ketika heboh ada barter kasus Bank Century dengan kasus lain yang sempat beredar pada awal dekade 2010, Ia menolak semua tuduhan tersebut.

Selain kasus Bank Century, Ia juga sempat menerima jemaat GKI Yasmin yang bermasalah terkait pendirian gereja di Kota Bogor.

Di tengah kesibukannya sebagai Anggota DPR RI, ia sempat menyelesaikan studi pascasarjananya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2013. Ia sebenarnya merupakan mahasiswa pascasarjana di FISIP UI sejak tahun 2009, tapi terpaksa cuti karena kesibukannya sebagai anggota DPR-RI.

Ganjar Pranowo resmi ditunjuk PDIP menjadi calon presiden dalam Pemilu 2024. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan penunjukan Ganjar dalam rapat DPP PDIP ke-140.

“Pada jam 13.45 WIB dengan mengucap bismillah, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai, ditingkatkan tugasnya sebagai calon presiden,” kata Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4).

Usai pengumuman, Megawati menyematkan kopiah hitam pada Ganjar.

Menurutnya, mengenakan kopiah merupakan budaya orang Indonesia. Dia pun mengutip pendapat Presiden Soekarno yang menyebut kopiah adalah lambang nasionalisme di mana ada perpaduan nilai nasional dan religius.

Megawati Soekarnoputri mendengarkan pidato pertama Gubernur Jawa Tengah sekaligus Capres PDIP, Ganjar Pranowo.  (Foto CNN Indonesia)

Setelah mendapatkan mandat tersebut, Ganjar yang kini masih bertugas sebagai Gubernur Jawa Tengah memberikan pidato pertamanya sebagai calon presiden dari PDIP.

Berikut pidato lengkap Ganjar Pranowo jadi Capres PDIP.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Om swastiastu, namo buddhaya, rahayu.

Yang sangat kita hormati, kita banggakan, Ibu Ketua Umum, Ibu Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri. Tentu yang terhormat, yang kita banggakan kader terbaik bangsa, terbaik kita semua yang kita semua miliki Bapak Presiden Joko Widodo yang hari ini bertugas sebagai Presiden RI.

Hadir dalam ruang ini, Mas Prananda, Mbak Puan yang sudah menjabat sebagai Ketua DPR RI, kader perempuan terbaik. Pak Ollie terima kasih. Pak Pram, Mas Hasto, Pak Sekjen terima kasih.

Tentu ini adalah sebuah keputusan yang diambil oleh Ketua Umum yang melalui proses yang sangat panjang, sebuah kehormatan buat saya mendapatkan penugasan sebagai kader partai.

Di samping tentu ini tugas yang tidak mudah, maka kiranya kawan-kawan yang hadir baik secara luring maupun daring, ada kepala daerah, ketua DPD PDI-Perjuangan, DPC, PAC, ranting, anak ranting, satgas dan seluruh komponen partai yang lain, kami mohon dukungan, kami mohon kritikan, saran, ini lah momentum buat kita untuk konsolidasikan kekuatan untuk bersatu. One for all, all for one.

Ibu Ketua Umum, Bapak Jokowi, seluruh hadirin yang sangat saya hormati, tentu ini bukan penugasan saya yang pertama dari partai ini. Awalnya sebelum masuk dalam jabatan publik, kami pernah ditugaskan oleh partai untuk membentuk, membidani lahirnya Badiklat pusat.

Setelah itu partai juga memberikan penugasan kepada saya untuk ikut serta dalam melahirkan Badan Penanggulangan Bencana dan Departemen Otonomi Daerah. Setelah itu penugasan berikutnya diberikan kepada saya untuk menjadi anggota DPR RI sampai dua periode.

Dan sampai dengan hari ini masih dalam jabatan yang saya emban, Ibu Ketua Umum PDI-Perjuangan memberikan penugasan kepada saya sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode.

Dan hari ini Ibu mengumumkan memberikan amanat kepada saya yang jauh lebih berat, mudah-mudahan saya mampu berjuang dengan baik soal itu, sebagai calon presiden RI.

Ibu Ketua Umum, tentu saja proses kaderisasi dengan diklat yang saya terima bukan lahir begitu saja. Saya lahir dari partai ini, digembleng oleh partai ini, dan besar di partai ini.

Dengan nilai-nilai kejuangan, dengan semangat, spirit, dan inspirasi dari Bung Karno yang tentu kita sebagai anak-anaknya, anak-anak bangsa selalu menghormati, mengikuti, dan selalu menjalankan apa yang menjadi pemikiran beliau sebagai seorang pemikir politik bagaimana beliau berbicara dalam taraf global, dalam taraf nasional, bahkan sampai yang kecil sampai tingkat lokal yang tadi disampaikan bagaimana kita bersentuhan dengan rakyat secara langsung.

Seluruh inspirasi dari segala pemikiran-pemikiran Bung Karno ini lah yang kemudian musti kita wujudkan. Tugas belum tuntas. Harus kita tuntaskan oleh anak-anak bangsa bagaimana spirit dalam Pembukaan UUD musti kita wujudkan, bagaimana negara ini bisa berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan tidak pernah lepas kita punya kepribadian dalam kebudayaan. Itulah yang memberikan spirit kami.

Tentu saya ingin mengucapkan terima kasih terkhusus kepada Mbak Puan, yang dalam penugasan-penugasan politik pernah menjadi pasukan tempur, panglima tempur di Jawa Tengah sampai dengan dua periode.

Mas Nanan terima kasih yang selalu memberikan arahan. Wabil khusus Pak Presiden, Pak Jokowi, saya sebagai perpanjangan tangan di daerah, bagaimana kita gotong royong membangun spirit sebagai bonding partai untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas ideologis dan melayani masyarakat.

Tentu terobosan-terobosan yang diberikan oleh Pak Jokowi, fundamen yang telah dibangun musti kita lanjutkan. Hanya kita yang terus berkomitmen untuk terus melanjutkan itu di mana beliau mendobrak kemapanan-kemapanan, kenyamanan-kenyamanan sehingga Indonesia harus bergerak maju untuk itu.

Ibu Mega, terima kasih. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Insyaallah kami akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Dan tentu saja kader-kader lahir dari tokoh perempuan yang sangat hebat di hari Kartini pada hari ini.

Kepada seluruh umat Muslim, selamat menjalankan Idulfitri, mohon maaf lahir batin, mohon dukungannya. Salam Pancasila! Merdeka!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Sumber: Wikipedia Indonesia & CNNIndonesia | Editor: Intoniswan     

Tag: