Kinerja dan Realisasi Keuangan Pemerintah di Daerah Kaltim Tetap Positif

Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Meski di Triwulan I 2025 pemerintah pusat maupun daerah terlambat membelanjakan anggaran belanjanya, karena ada Inpres Efisiensi dan harus menata ulang APBN dan APBD, tapi hal itu tidak akan menimbulkan ganguan siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2025.

“Belanja pengaruh punya pengaruh terhadap kinerja perekonomian, tapi kita harapkan, pemerintah daerah bisa lebih cepat membelanjakan anggaran belanjanya, agar daya beli masyarakat menguat,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, menjawab Niaga.Asia, 06 Maret 2025.

Menurut Budi, kinerja dan realisasi keuangan Pemerintah di daerah Kaltim tahun 2025 Triwulan I 2025 bisa tetap  positif, karena pada triwulan sebelumnya, atau Triwulan IV 2024 menunjukkan kinerja positif, didorong oleh dukungan pembangunan sejumlah infrastruktur strategis di wilayah Kalimantan Timur.

Realisasi pendapatan APBD Pemprov Kaltim pada triwulan IV 2024 tumbuh 25,07% (yoy) dengan persentase realisasi yang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2023. Peningkatan persentase realisasi tersebut terutama didukung oleh realisasi komponen pendapatan transfer sebesar 106,04%.

“Secara spasial, pada tingkat Kabupaten/Kota, Kutai Barat merupakan daerah tingkat II (dua) dengan realisasi pendapatan tertinggi, yakni 104,86%, didorong oleh tingginya realisasi komponen PAD khususnya penerimaan pajak serta komponen dana transfer (TKDD),” kata Budi.

Sementara itu, dari sisi belanja, Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan daerah tingkat II yang memiliki realisasi belanja tertinggi, yaitu 93,19%, didorong oleh tingginya realisasi belanja pegawai serta belanja barang dan jasa.

Dari sisi APBN, realisasi pendapatan maupun belanja juga meningkat, didukung terutama oleh meningkatnya komponen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sejalan dengan hal tersebut, belanja APBN juga mengalami peningkatan.

Selain itu, kata Budi lagi, Inflasi Kaltim terjaga dalam rentang target inflasi nasional dan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring penurunan harga berbagai komoditas pangan dan angkutan udara.

Pada triwulan IV 2024, inflasi Kaltim tercatat sebesar 1,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Adanya penurunan tekanan inflasi disebabkan oleh terjaganya pasokan komoditas pangan seiring tibanya masa panen komoditas hortikultura serta penurunan tarif angkutan udara seiring penambahan jadwal penerbangan.

“Namun demikian, penurunan inflasi yang lebih dalam pada periode laporan tertahan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring dengan kenaikan harga emas global,” ungkap Budi.

Adapun secara spasial, inflasi Kabupaten/Kota Kaltim tertinggi tercatat di Kabupaten Berau sebesar 2,69% (yoy) dan terendah di Kabupaten Kota Samarinda sebesar 1,11% (yoy), dengan tren laju inflasi di seluruh Kabupaten/Kota melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: