Kinerja Ekonomi dan Pembangunan SDM Kaltim Fluktuatif Cenderung Meningkat

Kepala Bappeda Provinsi Kaltim, Yusliando. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Potret pembangunan Kalimantan Timur (Kaltim) lima tahun terakhir 2018-2022, fluktuatif, karena adanya pandemi COVID-19 dan PPKM tahun 2020-2021, tapi pada tahun 2022, sudah mulai meningkat lagi.

Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 2,67% dan tahun 2019 sebesar 4,74%. Kemudian dua tahun masa pandemi 2020 anjlok ke -2,90 dan naik tahun 2021 ke angka 2,55%, pada tahun 2022,  pertumbuhan ekonomi sudah kembali ke  angka 4,48%.

“Sedangkan pertumbuhan ekonomo Kaltim tahun 2022 tanpa migas 5,59% dan laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas dan batubara pada tahun 2022, lebih tinggi lagi yaki 6,11%,” kata Kepala Bappeda Provinsi Kaltim, Yusliando dalam paparannya di Musrenbang RKPD Kaltim Tahun 2024, Senin (17/4/2023).

Sedangkan struktur PDRB Kaltim tahun 2022, lanjutnya, empat  lapangan usaha penyumbang terbesar ada di usaha pertambangan dan penggalian menyumbang 53,24% , sisanya disumbang lapangan usaha industri pengolahan 15,05%, konstruksi 7,70%, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan 7,04%.

“Terhadap PDRD Regional Pulau Kalimantan Tahun 2022, Kaltim menyumbang 52,15%  atau terbesar. Sedangkan Kalbar menyumbang 14,48%, Kalsel 14,22%, Kalteng 11,32%, dan Kaltara 7,85%,” kata Yusliando lagi.

Sumber: Bappeda Kaltim.

Kemudian, kinerja pembangunan sumber daya manusia Kaltim tahun 2022, dimana IPM Kaltim berada diatas Nasional. Terdapat tiga  kab/kota dengan IPM terendah Kaltim, yaitu Mahakam Ulu, Penajam Paser Utara (PPU),  dan Kutai Barat (Kubar)

“Tren IPM Kaltim sejak tahun 2018 fluktuatif dengan kecenderungan meningkat,” terangnya.

Menurut Yusliando, capaian kinerja dari IPM Kaltim 2022  telah melampaui target yang telah ditentukan, tetapi masih terdapat permasalahan karena belum tercapaianya kinerja harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, serta usia harapan hidup.

Belum tercapainya rata-rata lama sekolah disebabkan oleh akses pendidikan wajib belajar 12 tahun belum terpenuhi secara merata. Harapan lama sekolah yang belum mencapai target disebabkan oleh pemerataan dan perluasan akses pendidikan baik pada peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan maupun pemenuhan tenaga pendidik dan kependidikannya.

“Belum tercapaianya usia harapan hidup disebabkan oleh akses dan layanan terhadap fasilitas kesehatan masyarakat belum maksimal, khususnya pada wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” ucapnya.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: