Kisah Putra Sinar Jaya Hibahkan Lahan Buat Bangun PAUD-SMAN 1 di Sei Menggaris

Kades Sekaduyan Takwa di Kecamatan Sei Menggaris, Putra Sinar Jaya (Foto istimewa)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Keberadaan gedung SMAN 1 Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, tidak lepas dari peran seorang warga, bernama Putra Sinar Jaya. Tokoh masyarakat itu merelakan lahan miliknya seluas 1,5 hektar, yang digunakan untuk pembangunan sekolah.

Nama Putra Sinar Jaya belakangan viral setelah siswa-siswi SMAN 1 Sei Menggaris menuliskan pesan berupa surat, berisikan rasa nasionalisme dan cinta terhadap tanah air, bertepatan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang 14 Februari 2025 lalu.

“Ceritanya anak itu diminta buat surat kasih sayang di hari Valentine, tapi malah bikin surat menceritakan nasionalisme dan cintah tanah air,” kata Putra kepada niaga.asia, Rabu 19 Januari 2025.

Bangunan SMAN 1 Sei Menggaris berdiri di antara hamparan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan dan masyarakat. Awalnya anak-anak mengikuti pelajaran di dekat gedung SD Jalan Trans Kalimantan, Desa Sekaduyan Taka.

Melihat kesuitan siswa saat itu, Putra akhirnya menghibahkan sebidang lahannya di tahun 2024. Putra juga melengkapi dokumen kepemilikan lahan sekolah dengan surat hibah, dan diketahui pemerintah Kecamatan Sei Menggaris.

“Sekarang lahan itu hak milik sekolah sesuai surat hibah. Informasinya, tahun ini akan dibangun gedung permanen oleh Dinas Pendidikan,” ujar Putra.

Bangunan dan lahan SMAN 1 Sei Menggaris hibah dari Putra Sinar Jaya. (Foto Istimewa)

Tidak hanya menghibahkan lahan, Putra berinisiatif pembangunan gedung sederhana menggunakan uang pribadinya untuk siswa-siswi SMAN 1 Sei Menggaris, agar bisa bersekolah sementara waktu dengan nyaman.

Saat ini, SMAN 1 Sei Menggaris telah memiliki 2 ruang kelas belajar dan 1 ruang guru, dengan jumlah siswa 51 orang. Putra juga menyiapkan kursi, meja dan papan tulin untuk sarana pendidikan anak-anak di perbatasan itu.

“Bangunan sekolah berukuran 9 x 12 meter hasil swadaya pribadi saya. Termasuk kelengkapan sarana belajar dan mengajar. Sekarang siswa-siswi dan guru mulai tenang belajar,” terang Putra.

Putra bukanlah orang baru di Desa Sekaduyan Taka. Pria paruh baya itu pernah ditunjuk sebagai kepala kampung di tahun 2006-2009. Lalu, dia juga terpilih sebagai Kepala Desa Sekaduyan Taka di tahun 2012 lalu.

Kepemimpinan Putra sebagai Kades disambut bahagia masyarakat setempat. Putra terus dipilih dalam setiap pemilihan Kades di Sekaduyan Taka. Di mana hingga saat ini, dia masih diberikan kepercayaan jabatan yang sama oleh masyarakat setempat.

“Sampai sekarang masih jadi Kades. Saya sudah minta ganti, tapi tetap dipaksa ikut pemilihan lagi,” jelas Putra.

Selain menghibahkan lahan dan bangunan SMAN 1 Sei Menggaris, Putra tercatat sebagai pemilik lahan yang saat ini berdiri PAUD dan SD, setelah sebelumnya dia hibahkan untuk kelangsungan pendidikan.

Tidak berbeda dengan SMAN 1 Sei Menggaris, sang Kades mengaku menyumbangkan sebagian dari penghasilannya untuk pendirian bangunan PAUD dan SD tahun 2016, yang sampai sekarang masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

“Saya kasihan anak-anak perbatasan kalau tidak bisa bersekolah. Makanya apapun saya relakan demi mereka bersekolah,” ungkap Putra.

Desa Sekaduyan Taka adalah salah satu wilayah perbatasan RI-Malaysia, yang memiliki luas area sekitar 70 kilometer persegi, dengan jumlah 1.000 kepala keluarga, atau sekitar 4.000 jiwa.

Sebagian warga Desa Sekaduyan Taka merupakan eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Indonesia, dengan harapan memiliki penghasilan dari hasil kebun dan karyanya sendiri.

“Saya pernah merantau ke Malaysia tahun 1989 bekerja sebagai sekuriti toko, lalu kembali ke Indonesia bekerja jadi buruh tebang kayu di Sei Menggaris,” jelas Putra mengakhiri perbincangan.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi

Tag: