LAMPUNG.NIAGA.ASIA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meresmikan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Pulau Pasaran, Lampung sebagai sentra hilirisasi ikan teri. Pulau Pasaran dihuni sekitar 1.500 penduduk dengan pekerjaan utama di bidang usaha perikanan terutama pengolahan teri.
“Hampir 100% masyarakat bekerja di bidang perikanan terutama pengolahan teri. Jadi sudah semestinya KKP hadir disini dalam rangka memperkuat hilirisasi sesuai dengan potensi Pulau Pasaran,” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo saat peresmian Kalamo Pulau Pasaran, Rabu (7/2/2024).
Budi memaparkan Kampung Nelayan Modern sebagai program yang mentransformasikan ruang hidup dan ruang sosial masyarakat menjadi lebih produktif dan mandiri. Seluruh dimensi tersebut ditata melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas masyarakat dengan penerapan social engineering.
Karenanya, pada tahun 2023 KKP telah membangun beberapa sarana dan prasarana perikanan dan pendukungnya seperti pembangunan 9 unit kios nelayan, 1 unit sentra kuliner ikan, 1 unit gedung beku portabel suhu chilling kapasitas 10 ton. Kemudian 1 unit rumah pengering ikan higienis kapasitas 500 kg, 1 unit kendaraan berefrigerasi, 4 unit motor roda tiga Tossa, pembuatan gapura, perbaikan jalan umum sekitar 2,4 km, rehabilitasi 1 unit balai pertemuan nelayan, dan 7 titik penerangan jalan umum.
“Alhamdulillah, saat ini semua sarpras tersebut telah dimanfaatkan dan dikelola oleh Koperasi Produsen Nelayan Kalaju Pulau Pasaran,” jelas Budi.
Tak hanya itu, sejumlah pendampingan dari Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam meningkatkan kompetensi dan kapasitas masyarakat juga telah dilaksanakan di Pulau Pasaran. Kegiatan tersebut meliputi bimbingan teknis mutu dan pengolahan, fasilitasi kemudahan perijinan berusaha, akses permodalan, kelembagaan dan kemitraan usaha, serta pendampingan promosi dan pemasaran atas produk yang dihasilkan.
Budi menambahkan, KKP juga telah melakukan modeling pengolahan teri pada pemanfaatan rumah pengering, sortasi produk yang lebih higienis, dan penyimpanan di gudang beku. Hasilnya, produk olahan teri di Pulau Pasaran menjadi lebih baik yang dibuktikan dengan hasil uji lab sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Kami siapkan agar produk teri dari sini bisa menjadi produk unggul yang memiliki nilai tambah tinggi,” tutur Budi.
Melalui Kampung Nelayan Modern, Budi berharap karakter kebersamaan yang telah terbentuk di masyarakat Pulau Pasaran akan semakin solid. Termasuk juga dapat bersinergi dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan lingkungan yang sehat, produk yang bermutu dan bernilai tambah, sehingga dapat menciptakan multiflier effect perekonomian dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
“Tentu ini semua menjadi kekuatan agar kualitas produk dari Pasaran bisa semakin berkembang dan makin dilirik pasar,” tutur Budi.
Dalam kesempatan tersebut, Budi juga menggandeng eksportir teri dan juga perusahaan makanan lainnya yang diharapkan dapat menjadi off taker bagi pengolah teri Pulau Pasaran.
“Keberadaan off taker diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai tambah dan memperluas akses pasar, baik domestik maupun ekspor,” katanya. Sementara Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengapresiasi keberpihakan KKP kepada masyarakat Pulau Pasaran.
Menurutnya, komitmen tersebut terlihat dari pembagunan Kalamo di wilayah yang menjadi gerbang Pulau Sumatera tersebut.
“Saya bersukur aspirasi masyarakat yang kita bahas di Komisi IV tertunaikan dengan hadirnya Kalamo (Pulau Pasaran) ini. Mari kita jaga dan rawat bersama,” tutur Sudin yang juga hadir di peresmian Kalamo.
Senada, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi berharap keberadaan Kalamo di Pulau Pasaran bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat pesisir. Menurutnya, dengan pengelolaan kampung yang bersih akan berdampak positif bagi produk yang dihasilkan.
“Orang kalau berkunjung kesini jadi makin yakin konsumsi produk dari Pasaran, karena kampungnya bersih dan rapi. Jadi semoga Pasaran ini bisa menginspirasi,” ujar Arinal.
Sebelumnya, salah satu program kerja yang dijalankan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono adalah mengubah kampung nelayan yang terkesan kumuh menjadi modern yang disebut Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Pilot project ini sudah dibangun di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua, juga Kota Karang, Pulau Pasaran, Bandar Lampung Lampung.
Menteri Trenggono mengungkapkan tujuan dari pembangunan Kalamo ini adalah untuk meningkatkan produktivitas nelayan sekaligus mendukung kebijakan penangkapan ikan terukur.
Sumber: Siaran Pers KKP | Editor: Intoniswan
Tag: Hilirisasi