Kolaborasi Turunkan Angka Stunting Balikpapan

Kepala DP3AKB Balikpapan, Alwiati. (Foto Heri/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Hingga saat ini masih ada sekitar 1.436 anak balita yang mengalami stunting akibat gizi buruk di Kota Balikpapan. Jumlah tersebut berpotensi terus bertambah, karena ada sekitar 700 ibu hamil yang berisiko stunting.

Berbagai upaya mengatasi problem kekurangan gizi ini terus dilakukan. Salah satunya dengan kolaborasi, artinya tak hanya dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, stakeholder terkait juga turut memberikan perhatian.

Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Balikpapan misalnya, Selasa kemarin (28/3/2023), memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 30 juta kepada Pemkot Balikpapan.

Dana tersebut diperuntukkan pembelian protein hewani berupa telur, yang kemudian diberikan kepada ibu hamil serta keluarga yang memiliki balita dan terindentifikasi stunting. Sesuai dengan program gerakan satu telur satu hari buat ibu hamil  dan balita stunting.

“Sasarannya bukan hanya pada balita, tapi pada ibu hamil yang berisiko stunting dengan jumlah sekitar 700. Harapan kami program yang sudah dicanangkan satu telur satu hari buat ibu hamil dan balita stunting itu bisa kita jalankan,” kata Kepala DP3AKB Balikpapan, Alwiati, Senin (29/3).

Selain itu, bantuan dari juga diberikan oleh rumah zakat bagi keluarga berisiko stunting. Kemudian dari Baznas Provinsi Kaltim untuk 50 orang sasaran, hingga PT KRN kepada masyarakat di wilayah ring satu perusahaan yakni daerah Kariangau.

Menurut Alwiati, dengan semakin banyak bantuan dari masyarakat yang diberikan kepada keluarga yang berisiko stunting, tentu bisa mempercepat upaya penurunan angka stunting di Balikpapan.

Pada tahun 2021 lalu prevalensi stunting di Balikpapan pada angka 17 persen, kemudian naik di tahun 2022 menjadi 19 persen. Target nasional pada 2024 itu harus 14 persen.

Artinya ada pekerjaan rumah untuk menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan hingga lima persen. Bahkan Alwiati berharap bisa menurunkan hingga di bawah target nasional.

“Makanya kita mulai dari hulunya, tidak hanya kepada balita tetapi juga kepada ibu hamil dan calon pengantin yang akan menikah kita lakukan sosialisasi supaya mereka melakukan persiapan dalam rangka pencegahan stunting,” pungkasnya.

Penulis: Heri | Editor: Intoniswan

Tag: