Komisi II DPRD Nunukan-Peneliti UBT Bahas Budidaya Rumput Laut

Anggota Komisi II DPRD Nunukan, Andi Fajrul Syam, Firman Latif dan Ramsah bersama peneliti budidaya rumput laut dari Universitas Borneo Tarakan, Nur Hikmah. (Foto : DPRD Nunukan/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan menggandeng akademisi dan peneliti budidaya rumput dari Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk memproyeksi pengelolaan rumput laut yang lebih baik di Nunukan dan Sebatik.

“Kita ingin memanfaatkan potensi kelautan di Nunukan agar nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata ketua Komisi II DPRD Nunukan Andi Fajrul Syam pada Niaga.Asia, Jumat (07/02/2025).

Pengelolaan rumput laut menjadi lokus Komisi II DPRD Nunukan dalam rangka mendukung sektor kelautan, karena usaha rumput laut semakin meningkat, namun belum sepenuhnya termanfaatkan secara maksimal.

Untuk itu, lanjut Fajrul, perlu ada metode penelitian secara ilmiah agar mampu menggali potensi hasil kelautan, dan jika diperlukan bisa menggandeng akademisi atau pakar di bidang budidaya rumput laut.

“Hasil penelitian para ahli di bidang ini nantinya bisa menjadi rujukan memperkuat teknik budidaya secara berkelanjutan,” ujarnya.

Fajrul menerangkan, program kerja Komisi II DPRD Nunukan ini bukan hanya sebatas angan-angan, pihaknya saat ini tengah melakukan temuan bersama dosen Fakultas Perikanan UBT membahas pengembangan rumput laut.

Dalam pertemuan itu, anggota Komisi II DPRD Nunukan, H. Firman Latif menerangkan pengelolaan yang baik di budidaya rumput laut akan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat.

“Tidak hanya akan membuka peluang bagi peningkatan pendapatan petani, tapi juga bisa memperkuat ketahanan pangan lokal,” ucap Firman.

Sekretaris Komisi II DPRD Nunukan, Ramsah menambahkan, perlu ada kebijakan yang mendukung pengolahan rumput laut untuk menjadi sebuah produk bernilai tinggi,  agar hasil usaha  ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan industri lokal.

“Rumput laut bisa menjadi sektor unggulan di bidang kelautan apabila dikelola dengan baik dan tentunya tanpa merusak lingkungan,” bebernya.

Sementara itu, akademisi sekaligus peneliti budidaya rumput laut dari UBT, Nur Hikmah menuturkan, rumput laut merupakan budidaya yang terbilang seksi, terutama untuk daerah pesisir di Kalimantan Utara.

“Kabupaten Nunukan memiliki kondisi perairan yang mendukung untuk pertumbuhan rumput laut, baik dari segi kualitas air maupun keragaman ekosistem laut,” bebernya.

Perairan di Nunukan menjadi salah satu daerah penghasil terbesar rumput laut di Indonesia. Budidaya rumput laut memiliki berbagai keuntungan, mulai dari nilai ekonomi yang cukup tinggi, hingga mendukung keberlanjutan ekosistem laut.

“Rumput laut merupakan komoditas yang masuk pasar internasional sebagai bahan baku industri pangan dan kosmetik,” tuturnya.

Dengan teknologi dan sistem budidaya yang tepat dan diimbangi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, potensi budidaya rumput laut dapat berkembang lebih optimal dengan hasil panen lebih besar.

“Untuk menuju kesana tentunya perlu ada kerjasama semua pihak mulai dari pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha (petani),” ungkapnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: