Kontraktor SMPN 1 Nunukan Bantah Gunakan Material Bekas

Perwakilan PT Syarif Mandiri memperlihatkan salah satu jendela di RKB SMPN 1 Nunukan yang akan diganti diberi nomor urut. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Manager PT Syarif Maju Karya, Irfan yang bertindak sebagai kontraktor pelaksana rehabilitasi SMPN 1 Nunukan membantah menggunakan material bekas dan menuding orang melontarkan isu tersebut  orang yang tidak mengerti spesifikasi dan kualitas material, karena jenis material lama dengan material baru berbeda jauh.

“Kami datangkan material dari Makassar dan pulau jawa, kita tahulah di Nunukan sangat terbatas material bangunan, kalaupun ada sedikit,” kata Irfan pada Niaga.Asia, Rabu (16/08/2023).

Irfan sebagai kontraktor pelaksana rehabilitasi SMPN 1 Nunukan juga telah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah membahas isu penggunaan material bekas untuk pekerjaan 2 unit Ruang Kelas Belajar (RKB) rekon dan 23 RKB rehabilitasi tahun 2022-2023.

“Sebagai contoh, material bagian atap sesuai standar kontrak kerja menggunakan seng jenis spandek panjang 180 centimeter, sedangkan atap seng lama menggunakan multiroof. Kedua atap ini berbeda jenis dan motif,” katanya.

Sehingga, lanjut Irfan, sangat tidak mungkin pihak kontraktor memanipulasi pekerjaan menggunakan atap bangunan lama sebab, secara kualitas maupun jenisnya berbeda jauh, begitu pula dari segi warna.

“Atap lama berwarna merah, atap baru berwarna biru, jenis atap juga berbeda, coba lihat apakah ada RKB di rehabilitasi menggunakan atap warna merah multiroof,” bebernya.

Atap SMPN 1 Nunukan setelah diganti. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Isu penggunaan kusen dan daun jendela lama juga dibahas dalam pertemuan di ruang kepala sekolah SMPN 1 Nunukan. Irfan menjelaskan jendela – jendela yang rusak dimakan rayap akan diganti dengan jendela baru.

Jendela yang nantinya diganti telah diberi tanda dengan memberikan nomor urut, hanya saja pemasangan jendela butuh waktu berapa hari kemudian menunggu pabrikan menyelesaikan pesanan.

“Coba perhatikan ada beberapa jendela di RKB diberi tanda nomor urut untuk diganti yang totalnya 32 biji dan 56 biji daun pintu,” kata Irfan.

Rehabilitasi SMPN 1 Nunukan disesuaikan kebutuhan lapangan dengan melihat kondisi dari hasil laporan pihak kontraktor, karena itulah volume pekerjaan bertambah sehingga waktu kegiatan diperpanjang.

Bertambahnya volume pekerjaan secara tidak langsung berpengaruh pada keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan dampak lainnya adalah terganggunya waktu belajar akibat RKB tidak bisa dimanfaatkan.

“Apa yang perlu diperbaiki kita laporkan ke balai, makanya ada penambahan kegiatan dari 20 biji jendela jadi 32 biji jendela dan perlu diketahui, kegiatan ini bukan rehabilitasi total,” ucapnya.

Perbaikan juga mencakup elektrikal kelistrikan di ruang perpustakan, kabel-kabel yang awal terpasang di luar tembok dirapikan dengan menanam kabel dalam tembok, perubahan kelistrikan ini bertujuan menghindari terjadinya korsleting listrik.

Kerapian jaringan kelistrikan sangat penting agar kegiatan belajar anak-anak aman dari gangguan sengatan listrik, begitu pula peletakan titik stop kontrak disesuaikan dengan kebutuhan di tiap RKB.

“Kami merapikan semua kelistrikan, kabel stop kontak di luar tembok dibuka diganti kabel dalam tembok,” tuturnya.

Rehabilitasi RKB sekolah di Kabupaten Nunukan merupakan proyek bantuan dari Kementerian PUPR yang dikelola Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) Bidang Cipta Karya.

Dalam pelaksanaan kegiatan, PT Syarif Maju Karya yang berkantor di Sei Pancang, Kecamatan Sebatik, mengerjakan rehabilitasi SMPN 1 Nunukan dengan nilai kontrak Rp 4 miliar lebih untuk pekerjaan 2 RKB rekon dan 23 RKB rehabilitasi meliputi perbaikan atap, cat, jendela, lantai, kelistrikan, plafon dan pintu.

“Kita juga mengerjakan rehabilitasi 13 sekolah di Kecamatan Sebatik, 1 sekolah di Kecamatan Sembakung dan 2 sekolah di Kecamatan Sebuku. Total kegiatan sekitar Rp 64 miliar,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: