Kunjungi Nunukan, Kepala BNPB Serahkan Rapid Antigen, Masker dan Tawarkan Alat PCR

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo bertemu Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Nunukan/Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura, Selasa malam (30/03/2021). (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Berkunjung ke Kabupaten Nunukan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Munardo menyerahkan bantuan penanganan Covid-19 berupa rapid antigen dan ribuan masker. Selain itu Doni juga menawarkan bantuan alat pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)

Hal itu disampaikan Doni yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dalam  pertemuan dengan Bupati Nunukan Hj Asmin Laura dan tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Nunukan,  Selasa malam (30/03/2021).

“Kita sampaikan keluhan soal penanganan Covid-19 Nunukan, beliau merespon menawarkan alat PCR,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Aris Suyono kepada Niaga Asia, Rabu (31/03).

Tawaran alat PCR akan ditindaklanjuti Pemkab Nunukan dengan menyiapkan ruang khusus. Alat PCR nanti bisa ditempatkan di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda)  atau di RSUD Nunukan.

“Kedua opsi ini nantinya akan dibahas Satgas penanganan Covid-19 Nunukan,” ujar Aris.

Selain menawarkan PCR,  kepala BNPB menyerahkan bantuan 5.000 pcs rapid antigen, masker kain 50.000 lembar ditambah 10.000 masker untuk tenaga medis yang total nilai mencapai Rp 717 juta.

“Kemarin dipertemuan saya jujur ungkapkan keterbatasan antigen, inilah alasan mengapa Satgas Covid-19 Nunukan sangat sedikit melakukan tracing penularan,” bebernya.

Antisipasi pemulangan PMI dari Malaysia

Keseriusan kepala BNBP membantu penanganan Covid-19 di Nunukan, dibuktikan dengan laporan bukti pengiriman paket peralatan kesehatan antigen dan masker dari Jakarta menuju Nunukan.

Kepala BNPB/Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Munardo : “PMI yang baru datang dari Malaysia wajib menjalani karantina 5 hari di Nunukan sebelum dipulangkan ke daerah asalnya”. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

Upaya peningkatan pencegahan penularan Covid-19 di Nunukan tidak terlepas dari kedatangan warga yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia pulang melalui Kabupaten Nunukan.

“Rata-rata PMI dideportasi karena overstay atau izin tinggal habis, mereka dikirim ke Nunukan tanpa dibekali bukti bebas Covid-19, inilah yang sangat membayakan,” sebut Aris.

Kedatangan PMI lewat Nunukan menjadi salah satu penekanan dan konsen dalam mencegah penularan Covid-19, lewat staf kementerian luar negeri yang ikut dalam rombongan, Doni Munardo meminta BP2PMI Nunukan, berkoordinasi dengan Konsul di Malaysia.

“Beliau konsen terhadap kedatangan PMI di Nunukan, jangan lagi ada kedatangan lewat jalur tikus di Pulau Sebatik,” sebutnya.

Tidak hanya konsen pengawasan kesehatan PMI, kepala BNPB mengingatkan agar setiap PMI yang datang ke Nunukan, harus menjalani karantina mininal 5 hari dengan hasil pemeriksan negatif.

Meski memiliki surat bebas covid dari Malaysia, PMI yang tiba di Nunukan tetap wajib karantian dan melalukan pemeriksaan bebas Covid sebelum dipulangkan ke daerah asal atau berangkat ke wilayah lain.

“Karena minimnya antigen, Satgas Covid-19 Nunukan, tidak masif memeriksa PMI, termasuk populasi karyawan perusahaan dan Lapas yang jumlahnya ribuan orang,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: