Kutim Hanya Miliki 5 Tenaga Pustakawan 

Sekretaris Dinas Perputakaan dan Arsip (Dispusip) Rakhmat Rosadi. (Foto Wahyu/Niaga.Asia)

SANGATTA.NIAGA.ASIA  – Kekurangan tenaga pustakawan di Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata hampir merata di 10 kabupaten/kota. Sebagai contoh, Kutai Timur (Kutim) saat ini  hanya memiliki 5 tenaga pustakawan.

Meski hanya punya 5 pustakawan, namun keberadaan tenaga pustakawan tersebut diharapkan mampu mengembangkan perpustakaan yang ada, baik di Dinas Perpustakaan, UPTD Perpustakaan maupun membina perpustakaan sekolah-sekolah di kutim termasuk dinas-dinas melalui bimbingan teknis.

“Kelima pustawakan yang ada terus kita ikutkan pelatihan-pelatihan, bimbingan teknis (Bimtek) dan berbagai kegiatan lainnya untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengembangkan perpustakaan yang ada di Kutim. Sehingga ke depannya, mereka ini yang membantu dinas, atau sekolah-sekolah maupun UPTD Perpustakaan untuk mengembangkan perpustakaan di tempat mereka,” kata  Sekretaris Dinas Perputakaan dan Arsip (Dispusip) Rakhmat Rosadi, Jumat (21/7/2023).

Diakuinya, bukan hanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM), namun perpustakaan juga punya keterbatasan sarana prasarana. Hanya ke depan, diharapkan akan terus dibenahi sesuai dengan kebutuhan.

Pembenahan ini juga didukung dari Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, untuk terus mendorong peningkatan sarana prasarana dengan memberikan anggaran yang cukup untuk melengkapi berbagai sarana yang masih kurang.

“Hanya saja, yang jadi masalah karena lokasi perpustakaan yang berada di belakang STIPER, jauh dari masyarakat,” katanya.

Menurut Rakhmat, seyogianya perpustakaan dekat  ke masyarakat, bukan jauh seperti sekarang ini. Untungnya, saat ini kami sudah punya buku digital sebanyak 9000 buah, jadi masyarakat bisa membaca buku melalui HP, atau computer di rumah saja bagi yang malas keluar rumah.

“Tapi kalau mau ke Perpustakaan, juga silakan.  Jadi kita ada dua pilihan buku bacaan, ada fisik ada digital.  Apalagi, buku digital ini juga gratis,” terangnya.

Disebutkan, pengembangan buku digital ini salah satunya untuk mengatasi keluhan masyarakat akan jauhnya lokasi perpustakaan. Sebab dengan buku digital ini, dimana saja  bisa dibaca. Bukan hanya  buku perpustakaan yang digitalisasi, namun arsip  termasuk  surat menyurat di lingkungan Pemkab Kutim juga akan segera dilakukan digitalisasi. Digitalisasi Arsip ini mengugnakan aplikasi Srikandi dari pusat.

“Srikandi sudah diperkenakan ke kita, namun kedepannya seperti apa, kami belum tau jelas. Karena itu, program ini nantinya akan diujicoba pada lima SKPD terlebih dahulu, dalam waktu dekat,” pungkasnya.

Penulis: Kontributor Niaga.Asia, Wahyu | Editor: Intoniswan

Tag: