La Hasim, Kakek 80 Tahun Ingin Tinggal Selamanya di Markas Polsek Nunukan

Kakek La Hasim berbicara dengan staf Dinsos Nunukan (foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Merasa nyaman dan aman berada di sekitar anggota Polisi, La Hasim kakek berusia 80 tahun minta Polsek kota Nunukan membiarkan dirinya menempati ruang kosong yang berada di samping penjagaan Markas Polsek.

“Kakek ini sudah satu minggu di Polsek, tiap hari kami kasih makan dan minum, saking sukanya di Polsek,  dia  minta tetap tinggal di Polsek selamanya,” kata Kapolsek kota Nunukan Iptu Disco Barasa pada Niaga.Asia, Selasa (03/10/2023).

Awal mula keberadaan La Hasim di Polsek Nunukan dibawa oleh pemuda masjid untuk melaporkan kehilangan sepeda dan bungkusan barang. Sejak saat itulah, kakek yang tidak memiliki tempat tinggal dan sanak saudara minta tinggal di Polsek.

Polsek Nunukan sempat melayani laporan kehilangan sepeda beserta bungkusan berisi surat-surat penting dengan membawa La Hasim menunjukan arah. Namun setelah sekian lama berputar-putar, Polisi tidak mendapatkan kepastian lokasi kehilangan.

“Kami bawa naik mobil patroli tidak mau, kakek ini maunya jalan kaki putar-putar cari sepedanya, sampai berjam-jam tidak ketemu,” sebutnya.

Polsek Nunukan sempat mengantar La Hasim ke Jalan Pasar Baru yang menurut pengakuannya pernah tinggal disana menempati rumah gubuk. Hanya berselang 1 jam, La Hasim kembali ke Polsek diantar masyarakat.

Sejumlah warga yang mengantar ke Polsek mengatakan, La Hasim minta diantar ke Polsek yang berada di sekitar alun-alun kota. Atas rasa kemanusian, Polsek kembali menerima kedatangan La Hasim

“Tiap kali ketemu orang di jalan minta antar ke Polsek Nunukan, katanya dia merasa aman di sana,” ucapnya.

La Hasim adalah warga Buton, Sulawesi Tenggara yang lahir tahun 1943. Berdasarkan pengakuan La Hasim, dirinya datang ke Nunukan tahun 1967 dan pernah berdomisili selama 9 tahun di Tawau, Sabah Malaysia.

Usia yang lanjut membuat ingatannya berkurang. Hanya saja menurut pengakuan beberapa warga bahwa La Hasim pernah memiliki istri dan anak yang keberadaanya tidak diketahui lagi.

“Hidupnya sebatang kara, pernah kami antar ke rumah warga Buton di Nunukan, tapi besoknya kembali lagi minta antar ke Polsek Nunukan,” bebernya.

La Hasim dulunya hidup normal bahkan pernah menjadi guru ngaji, namun karena memiliki sifat emosional, murid-muridnya minta berhenti. Perangai temperamen juga sering diperlihatkan ketika berbicara dengan Polisi.

Satu hal yang membuat personel Polsek kebingungan adalah, La Hasim minta selamanya tinggal di Polsek dengan alasan, Polisi tidak akan menelantarkan ketika dirinya nanti habis umur atau meninggal dunia.

“Katanya tidak mungkin kalau mati tidak dimakamkan polisi, makanya La Hasim minta tinggal sampai mati di Polsek Nunukan,” ungkapnya.

Menolak dipulangkan ke Buton

Polsek Nunukan pernah membujuk La Hasim untuk pulang kampung ke Buton dengan memberikan uang jalan dan tiket kapal. Tawaran ini malah ditolak mentah-mentah oleh La Hasim dengan mengatakan buat apa pulang kesana.

Berdasarkan informasi masyarakat, upaya pemulangan La Hasim ke Buton pernah dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Nunukan, bahkan Dinsos membantu pembuatan KTP, kartu BPJS termasuk bantuan keluarga miskin.

“Pernah dipulangkan ke Buton, tapi tidak berapa lama kembali ke Nunukan lagi. Kalau sudah sampai di Nunukan pasti minta antar ke Polsek,” tuturnya.

Keberadaan La Hasim tinggal di Polsek dikuatirkan mengganggu pelayanan Polri kepada masyarakat. Untuk itu, Polsek membawa La Hasim ke Dinsos dengan berpura-pura membantu mengurus kartu buku rekening miliknya yang hilang.

“La Hasim ini hanya tahu kantor polisi dekat alun-alun, kantor polisi lainnya tidak dikenalnya, termasuk kantor Dinsos Nunukan,” katanya.

Bersama Dinsos Nunukan, Polsek Nunukan berkoordinasi mencari langkah terbaik mengatasi La Hasiim agar tidak terlantar dan hidupnya terlindungi, kalaupun tidak bisa dipulangkan ke Buton, carikan tempat yang bisa menampungnya.

Informasi terbaru hari ini, La Hasim saat ini berada di masjid jalan Simpang Kadir, Kecamatan Nunukan Selatan. Kakek 80 tahun itu meninggalkan Dinsos Nunukan dengan berjalan kaki cukup jauh.

“Tadi kami dengar La Hasim ada di masjid, tidak lama muncul lagi nanti di Polsek Nunukan, pokoknya dia tahunya hanya Polsek Nunukan,” tutup Barasa.

Penulis: Budi Anshori | Editor  Intoniswan

Tag: