SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sepanjang tahun 2022, laju pertumbuhan ekonomi Kaltim (Kalimantan Timur) menguat, seiring dengan penguatan ekonomi Kalimantan dan Nasional. Ekonomi Kaltim tahun 2022 tumbuh 4,48% (yoy), menguat dari tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh 2,55% (yoy).
Pertumbuhan perekonomian Kaltim yang signifikan tersebut sejalan dengan perekonomian Kalimantan dan Nasional. Ekonomi Kalimantan tumbuh 4,94% (yoy), lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 3,23% (yoy). Sementara pada tingkat Nasional, ekonomi tumbuh 5,31% (yoy) turut menguat dari 3,70% (yoy) pada tahun sebelumnya.
Penguatan ekonomi di tahun 2022 turut diikuti oleh seluruh provinsi di Kalimantan. Hal ini sejalan dengan masih tingginya harga komoditas utama sehingga mendorong optimalisasi produksi di sepanjang tahun 2022. Selain itu, perbaikan turut didorong oleh pelonggaran berbagai pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat seiring dengan terkendalinya COVID-19.
Khusus pertumbuhan lapangan usaha (LU) pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan Kaltim tahun 2022, menurut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Ricky P Gozali dalam laporan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim “Perekonomian Provinsi Kaltim Februari 2022”, tumbuh melambat.
“LU pertanian di sepanjang tahun 2022 turut tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021. Pertumbuhan LU pertanian tercatat 1,96% (yoy), membaik setelah pada tahun sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,08% (yoy),” katanya.
Berdasarkan pangsanya, sektor pertanian utamanya bersumber dari subsektor perkebunan dengan pangsa 58,59%, diikuti subsektor perikanan dengan pangsa 18,4%, lalu kehutanan dan subsektor lainnya sebesar 12,28% dan 10,73%,” papar Bank Indonesia Kaltim.
Termoderasinya pertumbuhan LU pertanian seiring dengan kondisi pada beberapa indikator kinerja komoditas pertanian. Dilihat dari perkembangan ekspor udang segar, triwulan IV 2022 menunjukan kontraksi yang lebih dalam sebesar 24,49% (yoy). Kinerja ini mengindikasikan penurunan dibandingkan triwulan III 2022 dengan kontraksi yang lebih landai sebesar 11,90% (yoy).
Lebih lanjut dilihat dari harga-harga komoditas pertanian, kinerja menunjukan penurunan. Pada harga tandan buah segar (TBS), harga terkontraksi sebesar 18,13% (yoy) pada triwulan IV 2022.
“Pada komoditas kayu, baik plywood maupun sawnwood mencatatkan kontraksi, meski sedikit membaik dari triwulan sebelumnya,” ungkap Ricky.
Penyaluran kredit tumpuh positif
Di sisi kinerja keuangan, penyaluran kredit di LU pertanian masih tumbuh positif, meski melambat. Kredit sektor pertanian & kehutanan tercatat tumbuh 4,19% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 27,81% (yoy).
“Namun demikian, risiko kredit masih berada dalam level yang rendah. Rasio NPL lapangan usaha pertanian dan kehutanan tercatat sebesar 0,98% atau menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 1,05% (Grafik I.34),” kata Ricky.
Sedangkan nilai tukar petani (NTP) triwulan IV 2022 menunjukan peningkatan. NTP Kaltim periode triwulan IV 2022 tercatat sebesar 127,48 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 117,87.
“Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya indeks yang diterima petani secara signifikan, seiring dengan kenaikan tipis indeks yang dibayar petani,” katanya.
Perbaikan utamanya didorong oleh sektor perkebunan seiring dengan perbaikan kinerja industri CPO di wilayah Kaltim, sehingga mendorong produksi tandan buah segar (TBS) sawit. LU pertanian diprakirakan akan tumbuh melambat pada triwulan I 2023. Hal ini didorong oleh prakiraan penurunan panen perkebunan seiring dengan telah berlalunya musim panen.
Selain itu, kehutanan juga diprakirakan tumbuh melambat karena berkurangnya supply seiring dengan natural declining. Namun demikian dari perikanan diprakirakan akan membaik sejalan dengan prakiraan curah hujan yang membaik pada triwulab I 2023.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Advetorial Diskominfo Kaltim
Tag: Pertanian