Legenda Kerajaan Buaya Karang Mumus Difilmkan Sanggar Seni dan Budaya Zhiezham Sangatta

Sutradara dan penulis skenario ‘Julak Bidan’ M. Syabir bersama para pemain. (Foto: Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Legenda Kerajaan Buaya Sungai Karang Mumus Samarinda diolah Sanggar Seni dan Budaya Zhiezham Sangatta menjadi sebuah film, dimana lokasi syutingnya di Desa Singa Gembara, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur,

Dalam cerita yang diskenariokan dan disutradarai Muhammad Syabir itu sebenarnya mengangkat kisah nyata kehidupan seorang ‘bidan beranak’  di tahun ’70 an yang menolong kelahiran putra Raja Buaya Sungai Karang Mumus.

“Kisah itu saya peroleh dari buku ‘Sungai Kehidupan’ tulisan Hamdani. Setelah saya konsultasikan dengan penulis buku itu, jadilah film yang kami beri judul ‘Julak Bidan’,” ungkap Syabir kepada niaga.asia, Selasa (12/9).

Dikatakan Syabir, sapaan akrabnya, persiapan  dan syutingnya  sudah berlangsung di Desa Singa Gembara, Sangatta Utara, sejak awal September 2023.

“Insya Allah pertengahan September ini proses editingnya sudah selesai. Karena salah satu tujuan pembuatan film ini untuk Festival Film Balikpapan, maka filmnya sebelum tanggal 20 sudah selesai dan dikirim,” paparnya.

Menyinggung tentang lokasi syuting di Desa Singa Gembara, Sangatta, Syabir menyebut hal itu lebih disebabkan kepada latar belakang lokasi yang mirip dengan perkampungan di bantaran Sungai Karang Mumus tahun ’70 an.

“Alhamdulillah selama syuting berlangsung semua lancar. Ini berkat dukungan dari masyarakat Desa Singa Gembara dan Babinkamtibmas bapak Aipda Eko Slamet Riyanto,” lanjut seniman yang telah memperoleh Anugerah Kebudayaan Kaltim tahun 2022.

Dalam film yang berdurasi 25 menit itu, ‘Julak Bidan’ melibatkan sejumlah pemain: Ibnu Yusmara, Siti Zuraida, Andi Aris Wahid, Maharani Nur Annisa dan beberapa pemain pendukung  dari Desa Singa Gembara.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

 

Tag: