Lima Puluh Diplomat Negara Sahabat Lulus Belajar Bahasa Indonesia

Sebanyak 50 orang Diplomat Negara Sahabat, termasuk Duta Besar Armenia, Belarusia dan Iran mendapatkan sertifikat kelulusan bahasa Indonesia melalui Bahasa Indonesia Program for Foreign Diplomats. (Foto Kemlu RI/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Dubes Armenia untuk Indonesia, Serob Bejanyan, mengakui, melalui Program Bahasa Indonesia untuk Diplomat Negara Sahabat, dirinya bisa lebih memahami tentang budaya dan masyarakat Indonesia, selain penguasaan Bahasa Indonesia itu sendiri.

Dubes Serob Bejanyan mengatakan itu saat menyampaikan sambutan pada acara pentupan Program Bahasa Indonesia Program for Foreign Diplomats inisiasi bersama Kemlu cq. Ditjen IDP dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, pada Kamis (26/09/2024) di Jakarta.

Sebanyak 50 orang Diplomat Negara Sahabat, termasuk Duta Besar Armenia, Belarusia dan Iran mendapatkan sertifikat kelulusan bahasa Indonesia melalui Bahasa Indonesia Program for Foreign Diplomats.

Diplomasi Publik melalui Program Bahasa Indonesia untuk Diplomat Negara Sahabat diproyeksikan untuk memperkuat jembatan budaya antarbangsa dengan mendorong pemahaman lintas budaya, serta mendukung kerja sama dan komunikasi yang lebih baik antara Indonesia dan negara-negara mitra.

Lebih lanjut Dubes Serob Bejanyan menyampaikan bahwa, penguasaan Bahasa Indonesia yang didapatnya melalui program ini sangat memudahkan dalam menjalankan tugas-tugas kediplomatikan di Indonesia.

“Program ini sangat baik. Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri dan Kemdikbudristek yang telah menyediakan program ini. Semua pekerjaan saya di Indonesia terasa lebih mudah dengan penguasaan Bahasa Indonesia ini,” tuturnya.

Pendapat serupa juga disampaikan Chaminda Karusena, diplomat asal Sri Lanka yang turut menyampaikan sambutan mewakili para peserta lainnya.

Dalam pidatonya yang disampaikan dengan Bahasa Indonesia yang fasih, ia berbagi pengalaman mengenai manfaat langsung dari penguasaan Bahasa Indonesia.

“Saat ini saya bisa ke kantor, jalan-jalan, bahkan pergi ke pasar dan berbicara dengan warga lokal dengan baik,” ungkapnya.

Chaminda adalah salah satu peserta yang berhasil menguasai Bahasa Indonesia setelah 6 bulan belajar intensif dalam program ini.

Melihat hasil nyata dari program ini, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, Prof E. Aminudin Aziz menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang sangat bersemangat dalam belajar dan menekankan peran penting mereka dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia.

“Saya yakin, penguasaan Bahasa Indonesia ini akan sangat berperan dalam menunjang tugas-tugas kediplomatikan Anda semua di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Diplomasi Publik, Ani Nigeriawati, juga menyampaikan penghargaan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta seluruh peserta program dan berharap kolaborasi Kemlu dan Kemendikbudristek untuk program pengajaran bahasa ini bisa berlanjut lagi di tahun mendatang.

“Program ini telah menjadi platform yang efektif bagi implementasi soft power diplomacy Indonesia dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada penutur asing, dalam hal ini kepada para diplomat asing yang bertugas di Indonesia, untuk itu kolaborasi ini perlu dilanjutkan dan ditingkatkan,” tukas Direktur.

Lebih lanjut Direktur Ani menegaskan bahwa  penguasaan Bahasa Indonesia tidak hanya memudahkan para diplomat dalam berkomunikasi, tetapi juga meningkatkan efektivitas diplomasi publik.

“Komunikasi langsung dengan masyarakat lokal memperkuat upaya diplomasi publik, menciptakan citra positif, dan membangun hubungan people-to-people yang lebih erat,” ungkap Ani.

Bahasa Indonesia Program for Foreign Diplomat  merupakan upaya untuk memfasilitasi perwakilan negara-negara sahabat dalam memahami budaya dan bahasa Indonesia, sehingga dapat mendukung kerja sama dan saling pengertian yang lebih baik antara Indonesia dan negara-negara mitra.​

Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan

Tag: