TANAH GOROT.NIAGA.ASIA – Secara singkat, dapat diartikan literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan literasi sangat luas, misalnya: Membaca buku atau artikel di internet yang menyajikan informasi untuk menambah wawasan.
Literasi sangat penting bagi setiap individu sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian seseorang secara mandiri. Individu juga bisa berpartisipasi aktif sebagai masyarakat dengan kemampuan untuk mengakses, mengelola, membuat serta mengavaluasi informasi, berfikir secara imajinatif dan juga analitis yang menghubungkan pemikiran atau ide dengan cara yang efektif.
“Dalam menerapkan segala ilmu pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki, literasi mengajarkan bagaimana cara mengembangkan rasa kepercayaan terhadap kemampuan yang dimiliki oleh diri kita sendiri dan meningkatkan minat dalam pembelajaran seumur hidup,” kata Kasi Pembelajaran Peserta didik SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser, Jauhari, pada Niaga.Asia, Rabu (3/5/2023).
Menurut Jauhari, begitu pentingnya literasi dalam kehidupan masyarakat, maka perlu ada upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi, khususnya para peserta didik sebagai generasi penerus.
Upaya untuk meningkatkan literasi perlu peran beberapa pihak, diantaranya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, pihak desa, lembaga Gpmb, kampung dongeng, mitra pembangunan pendidikan tanoto fondation dan yang terpenting adalah peran orang tua sebagai guru pertama anaknya.
“Komitmen dari sekolah untuk menyiapkan bahan bacaan harus disesuaikan dengan pembacanya. Misalkan anak SD, bahan bacaan buku dongeng atau yang bergambar. SMP disediakan buku fiksi dan tidak terpaku dengan buku non fiksi atau ilmiah,” ucap bapak yang pernah mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia sejak tahun 1999 hingga tahun 2012.
Selain menyiapkan bahan bacaan, sekolah juga perlu menyediakan ruang baca atau perpustakaan, taman literasi, serta gazebo di taman untuk membaca yang representatif, layak, dan nyaman untuk pemustaka.
Peran orang tua dirumah juga demikian, menyediakan fasilitas buku, tempat baca dirumah dan yang paling penting adalah keteladanan. Jika disekolah yang memberi contoh adalah guru, sedangkan dirumah dari orang tua. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan literasi.
“Disdikbud juga berupaya membuat kegiatan lomba yang berkaitan dengan literasi. Seperti lomba bercerita, lomba berpidato, dan mendongeng. Ini juga akan merangsang minat anak untuk membaca,” jelas Jauhari yang akrab disapa Pak Jo.
Tanpa terkecuali di desa pedalaman. Setiap desa ada SD dan setiap kecamatan minimal ada satu SMP. Peran sekolah bisa menjadi salah satu penunjang untuk meningkatkan minat baca selain perpustakaan keliling.
Dirinya meyakini bahwa di sekolah pasti ada buku, karena dalam kebijakan penggunaan dana sekolah harus membeli buku untuk keperluan peningkatan literasi peserta didik dengan anggaran dana BOS. Dengan adanya itu, satuan pendidikan dipedalaman bisa bergerak untuk meningkatkan minat baca para peserta didik.
Penulis: Kontributor Niaga.Asia, Luthfi | Editor: Intoniswan | Advetorial
Tag: literasi