Luas Panen Padi dan Produksi Beras Kaltim Terus Mengalami Penurunan

Sawah di RT 10 Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda susut karena alihfungsi untuk perumahan. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Berdasarkan hasil Survei KSA (Kerangka Sampel Area) pada tahun 2023, luas panen padi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai sekitar 57,08 ribu hektare atau mengalami penurunan sebanyak 7,89 ribu hektare (12,14 persen) dibandingkan tahun 2022.

Sementara itu, produksi padi Provinsi Kaltim tahun 2023 yaitu sebesar 226,97 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras Provinsi Kaltim tahun 2023 mencapai sekitar 132,02 ribu ton, atau turun sebesar 7,25 ribu ton (5,20 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2022.

Demikian disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan berjudul Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Kalimantan Timur 2023 Hasil Kegiatan Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area.

Jika dilihat secara lebih detail menurut kabupaten/kota, tiga kabupaten/kota yang memberikan kontribusi luas panen padi terbesar pada 2023, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser dengan luas panen masing-masing sebesar 26,55 ribu hektare, 12,52 ribu hektare, dan 6,58 ribu hektare.

“Selama 2023, terdapat sebanyak 8 kabupaten/kota yang mengalami penurunan luas panen padi dibandingkan 2022. Sementara itu, 2 kabupaten/kota lainnya mengalami peningkatan luas panen padi pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC.

Tiga kabupaten/kota yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan luas panen padi pada 2023 dibandingkan 2022, ialah Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Ketiga kabupaten/kota tersebut mengalami penurunan luas panen yang cukup signifikan dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, masing-masing sebesar 5,08 ribu hektare, 1,43 ribu hektare, dan 1,01 ribu hektare.

“Sementara itu, terjadi peningkatan luas panen padi yang relatif besar di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Mahakam Ulu,” ungkap Yusniar.

Menurut Yusniar, jika dilihat secara lebih detail menurut kabupaten/kota, tiga kabupaten/ kota yang memberikan kontribusi produksi padi terbesar pada 2023, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser dengan produksi masing-masing sebesar 115,10 ribu ton GKG, 45,10 ribu ton GKG, dan 28,61 ribu ton GKG.

“Penurunan produksi padi yang terjadi pada 2023 sebagian besar disumbang oleh Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau,” ucapnya

Sementara itu, peningkatan produksi padi yang cukup besar terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kabupaten Paser yang mengalami penurunan produksi padi terbesar pada 2023 merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Kalimantan Timur.

Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) merupakan kegiatan yang dilaksanakan melalui kolaborasi antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).

Kegiatan ini termasuk dalam proyek nasional untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas nasional, yaitu ketahanan pangan dalam rangka perbaikan data statistik pangan, yang mulai diimplementasikan secara nasional pada tahun 2018.

“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan data luas panen padi yang objektif, ilmiah, dan melibatkan peranan teknologi terkini, sehingga data produksi padi yang dikumpulkan menjadi lebih akurat, cepat, dan tepat waktu,” kata Yusniar.

Selain menghasilkan estimasi luas panen, Survei KSA juga memberikan gambaran terkait fase amat padi lainnya, seperti luas fase vegetatif awal, vegetatif akhir, generatif, potensi gagal panen, luas lahan pertanian yang diberakan, serta luas lahan pertanian yang ditanami tanaman selain padi.

Yusniar menerangkan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang vital di kehidupan manusia. Sektor tersebut memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap pencapaian tujuan program Sustainable Development Goals (SDG’s) kedua, yaitu tidak ada kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: