Luas Panen Padi Kaltim Tahun 2022 Turun 1.300 Hektar

Hamparan sawah petani di L4, Tenggarong Seberang. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Luas panen padi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2022 mencapai sekitar 64,97 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 1,30 ribu hektar atau 1,96 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 66,27 ribu hektare.

Sedangkan produksi padi pada 2022 adalah sebesar 239,43 ribu ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 5,25 ribu ton atau 2,15 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 244,68 ribu ton GKG.

Kemudian, produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 139,27 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 3,05 ribu ton atau 2,15 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 142,32 ribu ton.

Kepala  Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST., MIDEC, dalam laporan berjudul “Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Kalimantan Timur 2022” yang dipublish BPS Kaltim, Bulan Juni 2023.

Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area (KSA) merupakan kegiatan hasil kolaborasi antara BPS dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) & Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).

Kegiatan ini mulai diimplementasikan BPS secara nasional pada tahun 2018 dan termasuk dalam proyek nasional untuk mendukung pencapaian salah satu prioritas nasional, yaitu ketahanan pangan, dalam rangka perbaikan data statistik pangan.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan metode pengumpulan data luas panen padi yang objektif, ilmiah, dan modern dengan melibatkan peranan teknologi terkini, sehingga data pertanian, khususnya data produksi padi yang dikumpulkan menjadi lebih akurat, cepat, dan tepat waktu.

Luas panen padi dihitung berdasarkan pengamatan yang objektif (objective measurement) menggunakan metodologi KSA yang dikembangkan oleh BPPT dan BPS. Metodologi KSA telah mendapat pengakuan dari LIPI. Pada Desember 2022, target sampel KSA per bulan adalah sekitar 25.493 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 300 m X 300 m (9 hektar) dengan lokasi yang tetap.

Setiap bulan, masing-masing sampel segmen diamati secara visual di 9 (sembilan) titik dengan menggunakan HP berbasis android sehingga dapat diamati kondisi pertanaman di sampel segmen tersebut (persiapan lahan, fase vegetatif awal, fase vegetatif akhir, fase generatif, fase panen, lahan puso/rusak, lahan pertanian ditanami bukan padi, dan bukan lahan pertanian).

Hasil amatan kemudian difoto dan dikirimkan ke server pusat untuk diolah. Dengan demikian, total titik amatan Survei KSA pada akhir tahun 2022 mencapai sekitar 229.437 titik amatan. Pada Januari 2023, realisasi pengamatan sampel segmen mencapai 99,94 persen.

Pengamatan yang dilakukan setiap bulan memungkinkan perkiraan potensi produksi beras untuk 3 bulan ke depan dapat disediakan, sehingga dapat digunakan sebagai basis perencanaan tata kelola beras yang lebih baik.

BPS mencatat, penurunan luas panen padi 1.300 hektar di Kaltim tahun 2022, tersebar di 7 kabupaten/kota, yakni di Paser yang terluas yakni 473 hektar, Samarinda (319 hektar), Kutai Timur 244 hektar, Kutai Barat 50 hektar, Mahakam Ulu 30 hektar, Balikpapan 15 hektar, dan terkecil di Bontang luas panen padi berkurang 13 hektar.

“Pada tahun 2022 luas panen padi di Kutai Kartanegara bertambah 346 hektar, Berau 473 hektar, dan Penajam Paser Utara bertambah 29 hektar,” ungkap Yusniar.

Menurut Yusniar, puncak panen padi pada 2022 selaras dengan 2021 yaitu terjadi pada bulan Maret. Luas panen padi pada Maret 2022 adalah sebesar 14,72 ribu hektare, sedangkan pada Maret 2021 luas panen padi mencapai 16,01 ribu hektar.

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 1,08 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 28,65 ribu hektare.

“Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 29,73 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 2,27 ribu hektare (7,10 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2022 yang sebesar 32,00 ribu hektare,” kata Yusniar.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: