JAKARTA.NIAGA.ASIA – Setelah menyisihkan 1.620 pendaftar dan menyelesaikan berbagai tahapan seleksi, sebanyak 89 mahasiswa terbaik dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia kembali terpilih menjadi bagian dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Gerilya Academy Batch 6 Kementerian ESDM.
Mengawali Bulan Februari, Senin (1/2), Mahasiswa Gerilya Academy mengikuti perkuliahan perdana secara daring, dengan pembicara pertama Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK), Agus Cahyono Adi.
Menyambut 89 mahasiswa Gerilya Academy, Agus Cahyono Adi yang akrab dipanggi Aca menyampaikan selamat kepada mahasiswa karena berhasil melewati seleksi yang cukup ketat untuk menjadi bagian dari Gerilya Academy.
“Semua ini merupakan pemuda-pemudi yang kita harapkan sebagai penerus pelaksana dari program transisi energi ke depan, sebuah aksi untuk ‘menyelamatkan’ dunia,” ujar Aca.
Aca menyoroti bagaimana polusi dan emisi yang dihasilkan dari sumber energi konvensional dapat memberikan konsekuensi serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga diperlukan upaya beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim.
Lebih jauh lagi, Aca menjelaskan inisiatif yang diambil oleh pemerintah, industri, dan akademisi untuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Disinilah pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam energi yang bersih dan terjangkau, sekaligus mengurangi emisi sesuai dengan komitmen global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Melalui Gerilya Academy, akan disampaikan lebih lanjut melalui perkuliahan lapangan yang setara dengan 20 sks bagaimana transisi energi terus didorong guna mendukung stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
” Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan prospek yang menjanjikan dan nyata untuk segera dilakukan, karena Indonesia harus secepat mungkin untuk transisi penuh dari energi fosil ke energi baru terbarukan,” tandas Aca.
Senada dengan hal tersebut, Director Strategic USAID-Sinar Retno Soebagjo menyampaikan dukungan USAID melalui Program Sustainable Energy for Indonesia’s Advancing Resilience (USAID-Sinar) dalam program Gerilya Academy sebagai salah satu langkah memperluas layanan energi yang andal dan berkeadilan untuk memajukan pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
Pada pertemuan pertama ini mahasiswa mendapatkan ulasan terkait overview program Gerilya Academy serta materi terkait regulasi kebijakan energi nasional menuju NZE 2060 yang disampaikan oleh Koordinator Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Ketatausahaan Khoiria Oktaviani, Program Manager Gerilya Bunga Adi Mirayanti dan Technical Director Program Reza Huseini.
Selama 1 bulan mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran di kelas sebelum diterjunkan pada Team Based Project di perusahaan mitra Kementerian ESDM di bidang EBT. Team Based Project sendiri akan berlangsung selama 4 bulan, dimana mahasiswa akan belajar secara komprehensif mengenai proses bisnis industri dan teknologi EBT langsung di lapangan.
Program Gerilya Academy adalah sebuah program Kementerian ESDM kolaborasi dengan Kampus Merdeka Kemendikbudristek dan didukung USAID-Sinar. Program Gerilya Academy sendiri merupakan program lanjutan yang sebelumnya Bernama GERILYA (Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya). Jika pada batch sebelumnya hanya berfokus pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), tahun ini mahasiswa akan mengeksplorasi pengembangan EBT secara lebih luas.
Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan
Tag: Transisi Energi