
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ustadzah Syarifah Farwa bin Smith menjadi pemateri utama dalam rangkaian pembukaan Majelis Ta’lim Lamin Etam Kalimantan Timur (Kaltim) yang dibina oleh istri Gubernur Rudy Mas’ud, Sarifah Suraidah Harum.
Dikemas dengan gaya khasnya yang hangat, lugas, dan penuh sentuhan hati, Ustadzah Farwa membuka materi dengan menegaskan pentingnya memahami nilai-nilai spiritual di balik tradisi pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, membaca Maulid bukan hanya sebagai bentuk cinta, tapi juga pintu masuk bagi lima kebaikan besar yang mampu mengubah hati dan kehidupan seseorang.

“Jangan anggap remeh Maulid. Sebab, dibalik bacaan Maulid itu ada banyak keberkahan. Setidaknya ada lima kebaikan utama yang bisa kita rasakan,” ujarnya di Masjid Al-Mu’min Komplek Lamin Etam, Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Sabtu (12/4).
Menurut Ustadzah Syarifah Farwa, ada lima kebaikan membaca Maulid.
1.Kebaikan Syukur
Setiap bacaan Maulid kata Ustadzah Farwa, pasti diawali dengan ucapan Alhamdulillah, yang menandakan pentingnya rasa syukur.
“Apapun jenis Maulid-nya, dari Maulid Ad-Diba’, Maulid Al-Barzanji, hingga Dhiya’ Ul Lami’, semuanya dimulai dengan pujian kepada Allah. Itu pengingat bahwa kunci utama keberkahan adalah syukur. Janji Allah jelas, siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya.”
2.Kebaikan Salawat
Ustadzah Farwa menjelaskan, dalam setiap Maulid, salawat menjadi bagian inti. Mengapa demikian, sebab satu salawat mengandung pahala berlipat. Sekiranya, ada sekitar sepuluh kebaikan, sepuluh penghapusan dosa, dan sepuluh derajat kemuliaan.
“Bahkan, saat kita bersalawat, ruh Nabi dikembalikan ke jasadnya untuk menjawab salawat kita. Secara batin, Nabi hadir bersama kita. Meski mata zahir kita tak melihat, tapi kehadiran beliau itu nyata bagi yang hatinya bersih.”
Ia juga menegaskan pentingnya cinta kepada Nabi Muhammad sebagai penyembuh luka hati.
“Kalau kamu merasa galau, hampa, dan sedih, itu tandanya Nabi lagi absen dari hati kamu. Tapi kalau Nabi ada di dalam hatimu, semua resah akan sirna. Cinta kepada Rasul itu satu-satunya cinta yang pasti dibalas dan tidak akan membuat kita kecewa.”
3.Kebaikan Ilmu
Majelis Maulid juga menjadi ladang ilmu. Ustadzah Farwa menyampaikan bahwa ilmu bisa datang dari mana saja, bahkan dari benda mati seperti bawang merah.
“Saya pernah belajar dari bawang merah yang tumbuh di kulkas. Dia didiamkan, dilupakan, tapi tetap bertumbuh. Artinya, kita tetap bisa berkembang meski tidak diperhatikan, asal ada cahaya dari Allah di dalam hati kita.”
Ilmu, lanjutnya, adalah cahaya. Namun cahaya tidak akan masuk ke hati yang gelap oleh maksiat, dendam, dan prasangka buruk.
“Kalau ingin istiqamah dalam ilmu dan ibadah, tinggalkan lah maksiat. Jaga pandangan, pendengaran, dan langkah kita dari hal-hal yang tak diridhai Allah.”
4.Kebaikan Sirah Nabi Muhammad SAW
Salah satu kekuatan Maulid adalah memuat kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW, dari lahir hingga wafat. Inilah yang menurutnya menjadi dasar penting untuk menanamkan cinta kepada Nabi di era modern.
“Anak-anak kita sekarang tahu banyak tentang tokoh-tokoh di media sosial, tapi belum tentu tahu sejarah Nabi-nya. Maulid adalah momen untuk menghidupkan kembali kisah dan keteladanan Rasulullah dalam kehidupan kita.”
5.Kebaikan Doa
Ustadzah Farwa menutup dengan penjelasan bahwa Maulid juga menjadi momen penuh keberkahan doa. Di tengah suasana hati yang dipenuhi salawat dan rasa syukur, doa-doa yang terpanjat lebih mudah sampai kepada Allah.
“Semoga tidak ada satu pun dari kita yang pulang dengan tangan kosong. Kita hadir bukan hanya membawa tubuh, tapi membawa niat, harapan, dan doa. Dan insya Allah, Allah ijabah.”
Dalam tausiyahnya, Ustadzah Farwa pun juga turut mengingatkan agar umat Islam tidak menyimpan dendam, menjaga prasangka, dan senantiasa mengedepankan akhlak mulia kepada sesama.
“Nabi Muhammad tidak bahagia kalau kita saling membenci. Tunjukkan bahwa kita umatnya yang penuh cinta dan lapang dada, sebagaimana akhlak Nabi kepada siapapun, bahkan yang membencinya,” terangnya.
Majelis Ta’lim Lamin Etam merupakan inisiatif dari istri Gubernur Kaltim, Sarifah Suraidah Harum, dan akan menjadi ruang pembinaan rohani bagi perempuan se-Kaltim. Pertemuan perdana ini diharapkan menjadi awal bagi perjalanan panjang menuju kebaikan bersama.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Majelis Ta'lim