SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Samarinda Margono meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk lebih memperhatikan menu makan siang bergizi gratis (MSBG) yang diberikan kepada siswa-siswa SLB di Kaltim.
Hal tersebut dia sampaikan saat Pemprov Kaltim melakukan uji coba MSBG di SLB Negeri Samarinda Jalan Pelita, Selasa 10 Desember 2024.
Dari pengamatan niaga.asia, menu MSBG yang disediakan Pemprov dalam uji coba ini terdiri dari nasi, ayam goreng, sayur bening, tempe, buah pisang dan susu ultra high temperature (UHT) dengan harga Rp 17 ribu per porsinya.
Margono berpendapat bahwa menu yang disediakan Pemprov Kaltim dalam uji coba MSBG tersebut sudah bagus. Namun, dia memberikan masukan agar susu UHT pada menu tersebut diganti dengan susu kedelai.
“Saya usulkan kepada penyedia makanan, agar ke depannya susu UHT ini diganti jadi susu kedelai. Mungkin itu (susu kedelai) untuk anak disabilitas dan autis saja. Kalau siswa umum lainnya aman,” kata Margono ditemui di halaman SLB Negeri Samarinda.
Baca juga: Kaltim Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Samarinda, Menu Komplet Rp 17.000
Menurut Margono, susu UHT tidak cocok diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, karena dapat mengakibatkan keseimbangan mental siswa SLB terganggu.
“Kalau susu UHT dikasih ke anak autis bisa tantrum atau agresif, dan hyper atau aktif berlebihannya meningkat tiba-tiba,” ujar Margono.
Jumlah siswa SLB keseluruhan di sekolah SLB Negeri Samarinda ini sebanyak 167 siswa yang terdiri atas tiga tingkatan yakni sekolah dasar luar biasa (SDLB), SMPLB dan SMALB. Dengan bentuk disabilitas berbeda yakni tunanetra atau ketidakmampuan melihat, tunarungu atau ketidakmampuan mendengar.
Kemudian tunagrahita atau disabilitas intelektual, tuna daksa yakni kondisi seseorang yang memiliki gangguan gerak atau kelainan pada sistem otot, tulang, persendian, atau saraf dan autisme atau gangguan perkembangan saraf otak.
“Jumlah jenjang SDLB sebanyak 78 siswa, jenjang SMPLB sebanyak 61 siswa dan SMALB sebanyak 28 siswa,” terang Margono.
Margono berharap program MSBG ini dapat menjadi program terus menerus dan berkelanjutan di 2025 mendatang.
“Harapan kami ke depan bisa terlaksana dengan baik. Ini langkah baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, sehingga anak kita yang kesulitan makan bisa terpenuhi gizinya,” terang Margono.
Sementara Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Irhamsyah menerima atas masukan yang diberikan oleh Kepala SLB Negeri Samarinda Margono.
“Tadi kita menggunakan susu UHT ya, jadi masukannya tadi harus menggunakan susu kedelai. Karena dikhawatirkan menurut ahli gizi tidak cocok untuk mereka. Ini juga menjadi evaluasi kita ke depannya,” kata Irhamsyah.
Oleh karena itu sebagai monitor dan evaluasi, dalam penyediaan menu MSBG ini, Disdikbud Kaltim akan melakukan komunikasi lebih intens dengan Dinas Kesehatan Kaltim terkait menu MSBG, agar sesuai dengan gizi dan kalorinya yang diperlukan anak-anak difabel (penyandang disabilitas).
“Kita akan berkolaborasi dengan Dinkes Kaltim, TNI dan Polri dalam menyiapkan menu MSBG ini,” demikian Irhamsyah.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: DifabelKaltimMakan Bergizi GratisSamarinda