Makna di Balik Tugu Pesut Rp 1,8 Miliar di Samarinda Seberang

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik sedang melukis di Tugu Pesut Samarinda Seberang, Senin 6 Januari 2025. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kota Samarinda kini semakin lengkap akan ikon kota yang menarik perhatian. Di ujung Jembatan Sungai Mahakam IV, tepatnya di persimpangan Jalan Cipto Mangunkusumo sisi Samarinda Seberang misalnya, berdiri megah tugu pesut hasil karya seniman ternama asal Bandung, John Martono.

Pembangunan tugu pesut senilai Rp1,8 miliar dengan desain unik dan warna-warni yang mencolok, seakan menyambut hangat setiap pengunjung yang datang ke ‘Kota Tepian’.

Tulisan “Selamat Datang di Samarinda” yang terpahat di bagian pinggir tugu ini semakin menegaskan fungsinya sebagai pintu gerbang kota.

Inisiatif pembangunan tugu ini datang dari Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik, sebagai bentuk apresiasi dan kenang-kenangan bagi masyarakat sebelum dia mengakhiri masa jabatannya.

Selain itu, tugu pesut ini juga menjadi kado istimewa dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Provinsi Kaltim.

Tugu Pesut Pengingat Hewan Endemik Kaltim

Akmal mengatakan tugu pesut ini melambangkan keindahan alam Kaltim dengan Sungai Mahakamnya, yang terkenal dengan hewan endemiknya Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris).

“Ini menggambarkan tentang kearifan lokal kita yaitu hewan pesut di Sungai Mahakam. Kita minta masyarakat Kaltim untuk terus melestarikan pesut kita yang saat ini mulai terbatas jumlahnya,” kata Akmal, ditemui di Tugu Pesut Samarinda Seberang, Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda, Senin 6 Januari 2025.

Menurut Akmal, jumlah populasi hewan pesut di Sungai Mahakam saat ini semakin berkurang, hanya tersisa sekitar 26 ekor.

“Karena kondisi pesut kita semakin berkurang, jadi kita buat tugu pesut ini untuk mengingatkan kepada masyarakat, mari menjaga bersama-sama menjaga hewan pesut yang menjadi kearifan lokal Kaltim,” terang Akmal.

Akmal Malik di Tugu Pesut Samarinda Seberang. Tugu itu bersumber dana dari APBD Kaltim dan akan dihibahkan ke Pemkot Samarinda. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Sumber dana yang digunakan dalam pembangunan tugu pesut Samarinda Seberang ini sebesar Rp1,8 miliar, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim.

Selanjutnya, tugu pesut yang selesai dibangun ini akan dihibahkan ke Pemerintah Kota Samarinda untuk perawatan lebih lanjut, setelah diresmikan Rabu 8 Januari 2024 besok.

“Kita akan hibahkan langsung begitu peresmian, ke pemerintah kota Samarinda,” sebut Akmal.

“Pada saat peresmian nanti akan ada pertunjukan menggunakan drone,” tambah Akmal Malik.

Akmal memberikan sedikit catatan ke depannya, untuk pengoptimalan keberadaan tugu pesut Samarinda Seberang ini.

“Di sini masih kurang rambu-rambu parkirnya yang belum ada. Perlu disiapkan,” pesan Akmal.

Makna Warna dan Bentuk Tugu Pesut

Tugu pesut Samarinda Seberang yang hadir dengan desain futuristik berbentuk menyerupai segi tiga jika dilihat dari atas yang dibuat oleh seniman Bandung John Martono ini terbilang unik.

Di bagian atas tugu ini berbentuk hewan lumba-lumba air tawar ini didesain dengan motif abstrak campuran warna hijau, biru, kuning dan putih di setiap pinggiran badan pesutnya.

Di bagian bawah tugu ini terdapat bentuk garis bergelombang yang menggambarkan ombak Sungai Mahakam saat pesut berenang di permukaan Sungai Mahakam. Sedangkan di pinggir bagian depan, tugu pesut ini dilengkapi dengan tulisan Selamat Datang di Kota Samarinda.

Seniman asal Bandung, John Martono yang merancang tugu ini menjelaskan makna di balik setiap detail desain yang dibuatnya.

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik bersama seniman asal Bandung John Martono di depan tugu pesut Samarinda Seberang (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

“Patung pesut ini konsepnya bagaimana kita mencintai lingkungan. Saya yakin selama pesut itu ada, berarti lingkungan masih baik. Sama seperti kalau di lingkungan kita masih ada kupu -kupu, artinya udara masih bagus,” kata John Martono

Pria yang akrab disapa kapten John ini mengatakan pembuatan patung pesut ini memakan sekitar lebih dari tiga bulan sejak awal Oktober 2024 lalu.

“Pengerjaan dari Oktober awal. Tapi beberapa bentuk kita kerjakan di bandung, kemudian kita bawa dan dilanjutkan di Samarinda untuk pengerjaan finishing-nya,” ujarnya.

Disampaikan John, bentuk tugu pesut ini seakan melambangkan energi Kaltim, secara situasional yang tidak pernah diam memberikan energi positif.

“Bagian bawah tugu berbentuk alur-alur ini dianalogikan bahwa itu air, sesuatu yang mengalir mengandung nilai nilai fleksibilitas. Nilai fleksibilitas artinya siapapun yang hidup di Kaltim secara situasional progresif menghadapi berbagai macam zaman,” tegasnya.

“Apapun zamannya kita tetap maju, dan tetap punya hal-hal positif dalam membangun masa depan,” jelas John.

John Martono juga menjelaskan untuk warna dasar yang digunakan dalam desain tugu pesut ini yakni warna-warna dasar fundamental biru, kuning, putih dan perak (silver).

“Warna hijau dan biru itu melambangkan hal yang bersih dan positif. Sedangkan merah dan kuning itu warna dasar yang ada pada logo Kalimantan Timur,” ujarnya.

Tugu pesut sepanjang 36 meter dengan lebar 7 meter ini, juga menggunakan cat yang tidak sembarangan. Cat yang digunakan pun merupakan cat khusus plat dan lantai mengandung pigment anti karat jenis propan sengkote dan propan tennokote setebal empat lapis. Pengerjaan tugu pesut ini melibatkan 18 orang dalam tim pekerja.

“Catnya bisa tahan 15 tahun ke depan. Saat pengerjaan tidak ada kesulitan. Karena setiap proyek dan karya, ada karakter dan tantangan nya terutama cuaca. Namun ketika hujan, bagaimana kita mencoba untuk kerja di bawah hujan,” demikian John Martono.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: