SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kaltim menargetkan pendapatan ekonomi Kaltim 2045 beralih dari batu bara ke industri manufaktur.
Hal itu diungkapkan Kepala Bappeda Kaltim, Yusliando, yang mengatakan bahwa hal itu merupakan salah satu upaya provinsi Kaltim untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sektor pertambangan batu bara.
“Perekonomian Kaltim sekarang tergantung pada baru bara. Tapi di satu sisi, cepat atau lambat baru bara, akan habis, sehingga kita perlu mencari alternatif lain,” kata Yusliando dtemui di Hotel Mercure, Jalan Mulawarman, Samarinda, Jumat 2 Agustus 2024.
Yusliando menjelaskan, tujuan untuk mengurangi ketergantungan penggunaan batu bara sebagai sumber energi utama, dikarenakan berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca, dan juga pemanasan global.
“Pemerintah pusat telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satunya dengan tidak menggunakan lagi sumber energi dari fosil khususnya baru bara di tahun 2050,” ujar Yusliando.
Komitmen tersebut ditegaskan Presiden Joko Widodo dalam pameran industri Hannover Messe 2023 di Jerman. Di mana, Jokowi menyampaikan bahwa seluruh pembangkit batu bara di Indonesia akan ditutup pada 2050.
Namun, peralihan sektor batu bara ini menurut Yusliando perlu dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kesiapan masing-masing daerah, agar tidak menggunakan fosil sebagai pembangkit listrik.
Terlebih, dengan adanya IKN dan ditetapkan Kaltim sebagai penggerak superhub ekonomi Nusantara, maka ditargetkan 50 persen ekonomi Kaltim yang didominasi sektor pertambangan batu bara ini dapat beralih ke sektor manufaktur.
“Target kita pada 2045, kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan ekonomi Kaltim bisa mencapai 47 persen,” jelasnya.
Untuk mencapai target tersebut, Yusliando juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam mewujudkan transisi sektor ekonomi ini.
“Dengan ditetapkannya Kaltim sebagai penggerak superhub ekonomi IKN, melalui klaster-klaster industri, kita akan coba mendorong (mengurangi) ketergantungan batu bara melalui sektor manufaktur,” demikian Yusliando.
Sederhananya, pengertian manufaktur adalah proses kegiatan menghasilkan barang bernilai menggunakan tenaga kerja, mesin, atau teknologi dari hasil pengolahan bahan baku yang tersedia.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: Baru BaraIKNIndustriKaltimManufakturPerekonomian