BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Materi seni dan budaya yang ditampilkan di Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Kaltim 2023 sudah bagus dan mewakili tiga pilar kebudayaan daerah ini: pilar pesisir, pilar keraton dan pilar pedalaman, namun untuk pelaksanaan tahun mendatang materi kegiatannya harus ditata lebih baik.
Demikian rangkuman pengamatan dan masukan para seniman, Ketua II Dewan Kesenian Kaltim Wawan Timor, Wakil Ketua Komite Seni Budaya Nusantara Kaltim, Zainal Dharma Abidin, Wakil Ketua Dewan Kesenian Balikpapan, Rabbana, dan Ketua Teater Matahari Samarinda Sahabudin, usai menghadiri acara puncak PKD Kaltim, Sabtu malam (16/9) di BSCC DOME, Balikpapan.
“Jujur saya akui PKD tahun ini saya anggap lebih baik dari acara PKD tahun lalu. Banyak tampilan seni yang menarik dari tiga pilar seni budaya Kaltim dan budaya urban,” ucap Wawan Timor kepada niaga.asia, Selasa (19/9).
Menurut Wawan Timor, kemasan dari masing-masing kelompok cukup baik ketika ditampilkan di atas panggung.
“Akan lebih menarik manakala panggungnya besar, sehingga tidak terlihat bersesakan di atas panggung” imbuh Wawan Timor yang kerap menjadi sutradara teater terbaik di Kaltim.
Sebenarnya, timpal Zainal Dharma Abidin, sajian karya seni bukan hanya tergantung dari besarnya panggung, namun lebih kepada bagaimana kemampuan penataan acara.
“Idealnya dalam acara besar seperti PKD ini harus ditata dengan profesional. Ada sutradaranya yang memadukan semua tampilan menjadi tontonan yang apik,” cetus Zainal Dharma Abidin.
Dia menunjuk salah satu bukti tidak ada penyutradaan yang baik adalah, ketika Gubernur berpidato, para penerima Anugerah Kebudayaan dan pemenang berbagai lomba masih jalan-jalan, selfi kesana-kemari.
Sementara itu, Rabbana menyayangkan acara sebesar ini tidak melibatkan lembaga kesenian dan seniman yang sudah berpengalaman di bidang masing-masing.
“Pelibatan seniman dan lembaga kesenian bukan sekadar sebagai undangan akan tetapi terlibat langsung di kepanitiaan,” kata Rabbana yang juga seorang pengacara itu.
Sedang Sahabudin melihat digelarnya PKD Disdikbud Kaltim ini sebagai salah bukti bahwa pelestarian kebudayaaan Kaltim yang di dalamnya ada pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan sudah berjalan dengan baik.
“Kalaupun ada kekurangan, itu soalnya biasa. Insya Allah tahun-tahun selanjutnya dapat diperbaiki. Saya cuma menyarankan agar pelaksanaan PKD tidak hanya di Balikpapan, tapi juga di kota-kota lain,” pungkas Sahabudin.
Penulis: Hamdani I Editor: Intoniswan
Tag: budaya lokal