Memperingati HPN di Riau: Ke Depan Semakin Banyak Instansi Membuat Konten Sendiri

Ilustrasi Disway.

PEKANBARU.NIAGA.ASIA – Sekarang ini sekitar 80% sumber berita konvensional  berasal dari media sosial, dan ke depan semakin banyak instansi (pemerintah)  atau perusahaan yang membuat konten berita sendiri melalui portal dan media sosialnya.

Sekretaris Dewan Pakar PWI Pusat, Nurjaman Mochtar, yang juga pernah menjabat Pemimpin Redaksi di beberapa stasiun TV seperti SCTV/Indosiar dan juga salah satu pendiri TV One, mengatakan itu saat berbicara di Sarasehan Nasional Media Massa dengan tema “Preservasi Jurnalisme Sebagai Pilar Demokrasi Digital” hari Sabtu (8/2/2025) yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2025, di Pekanbaru, Riau, Minggu (9/2/2025). Sarasehan dipandu Djoko Tetuko, Ketua Dewan Kehormatan PWI Jatim,

Menurut Nurjaman, perusahaan atau instansi sumber berita ke depan akan membuat konten masing-masing serta menyimpannya di portal dan sosial media masing-masing, sebab dengan AI (Artificial intelligence)  membuat narasi atau video berita bukan hal yang sulit lagi.

“Peran media mainstream ke depannya jangan-jangan hanya berfokus pada verifikasi konten dan pertanggungjawaban terhadap Dewan Pers,” ujar Nurjaman yang juga pernah Ketua Forum Pemred.

Tantangan ini, menurutnya, menuntut wartawan untuk lebih kritis dan adaptif terhadap perubahan teknologi.

Sementara Agus Sudibyo, Ketua Dewan Pengawas TVRI menyebut, meskipun media tradisional menghadapi tantangan berat di tengah disrupsi digital, jurnalisme yang berbasis pada etika, kualitas, dan tanggung jawab tetap memiliki peran yang tak tergantikan.

“Oleh karena itu, industri media harus terus beradaptasi dengan perubahan teknologi dan dinamika pasar, tetapi tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar jurnalisme yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat,” sarannya.

Sedangkan Dhimam Abror, Ketua Dewan Pakar PWI Pusat, dalam sesi acara yang sama menekankan pentingnya preservasi jurnalisme sebagai sarana untuk memperkuat demokrasi.

“Ruang digital saat ini telah menjadi tempat yang sangat strategis untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi, terutama dalam memberikan informasi yang mendorong masyarakat untuk berpikir kritis,” ujarnya.

Dhimam juga mengungkapkan bahwa media baru, yang lebih interaktif dan mudah diakses, telah membuka ruang bagi lebih banyak partisipasi masyarakat dalam proses komunikasi dan pemberitaan. Oleh karena itu, media harus tetap mempertahankan independensinya, akuntabilitas, dan keberagaman dalam menyampaikan informasi.

“Ruang digital kini memungkinkan masyarakat untuk berpikir lebih kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, terutama dalam ranah politik. Tetapi, kita harus memastikan kualitas informasi yang beredar tetap terjaga,” kata Dhimam.

Menurut Dhimam, media baru yang lebih interaktif membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih terlibat dalam proses demokrasi, tetapi hanya jika media tetap menjaga prinsip independensi dan keberagaman dalam menyampaikan informasi.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan 

Tag: