Menetralisir Isu Liar Penculikan Anak di Samarinda

Ilustrasi pengguna ponsel | Unsplash

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Tiga hari ini beredar pesan berantai isu dugaan penculikan anak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Polisi mengingatkan agar masyarakat bijak menyebarluaskan informasi, sebelum memastikan kebenarannya.

Redaksi niaga.asia menerima di antaranya dua pesan berikut rekaman suara wanita menarasikan terjadinya upaya penculikan anak, disertai pesan tertulis melalui WhatsApp Messenger.

Pengirim sama-sama belum bisa memastikan kebenaran dari isi pesan yang dikirim berulang kali itu. Masyarakat menjadi resah dengan sebaran informasi itu. Informasinya hampir mirip. Terkait kendaraan ‘mobil merah‘ yang diduga digunakan untuk membawa anak yang jadi sasaran.

Supriyanto, warga Mugirejo bercerita, dia memiliki dua anak bersekolah di sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama di Samarinda. Melalui Ponsel-nya, dia terkejut membaca isi dari pesan terusan yang dikirim berulang kali.

Seperti diketahui, WhatsApp telah menandai pesan terusan melalui Ponsel itu dengan penanda “forwarded many times” atau ‘diteruskan berkali-kali’ Artinya pesan itu diteruskan atau disebarkan tidak hanya sekali dua kali saja.

Supriyanto mencoba bertanya kepada wali murid atau orangtua pengirim pesan kabar upaya penculikan itu dalam percakapan grup. Maksud baik dia justru mendapat perlawanan sengit, usai mempertanyakan kebenaran informasi yang sudah dibagikan wali murid/orangtua lainnya dalam grup WhatsApp Messenger.

“Saya dibilang ‘Bapak tidak percaya‘,” kata Supriyanto saat berbincang bersama niaga.asia, Sabtu.

Supriyanto heran masyarakat begitu mudah menyebarluaskan informasi kabar upaya penculikan, tanpa memastikan lebih dulu kebenarannya.

“Bukan soal tidak percaya. Maksud saya, sebelum sebarluaskan informasi, pastikan dulu kebenarannya. Dari pada nanti ribut berkepanjangan di grup WhatsApp, apalagi ada guru dan juga kepala sekolah di grup itu, saya sudahi. Tidak saya tanggapi,” terang Supriyanto.

aa
Ilustrasi WhatsApp Messenger. (handout/net)

“Ya sudah jadi begini saja. Dari pada ribut, terus waspada dan jaga anak masing-masing saja,” Supriyanto menambahkan.

Isu upaya penculikan anak di Samarinda begitu liar. Sumbernya masih sama-sama tidak jelas. Dua hari ini isu itu menyebar di grup WhatsApp Messenger orangtua/wali murid di Mugirejo dan Lubuk Sawa.

“Puncaknya hari ini. Saya minta kepada yang berwenang. Apakah itu aparat keamanan, Dinas Pendidikan, atau pemerintah kota dan jajarannya, segera turun cepat menetralisir isu ini agar masyarakat tenang, tidak gegabah, tidak cemas yang tidak berdasar,” Supriyanto mengingatkan.

Isu penculikan belakangan memang bergulir liar, ditengarai usai kejadian dua anak bawah umur di Sulawesi Selatan, berhasil diamankan kepolisian. Dalam pemberitaan media, keduanya diduga melakukan penculikan anak laki-laki berusia 10 tahun dengan alasan tergiur imbalan dari jual beli organ tubuh.

niaga.asia belum berhasil mengkonfirmasi Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin

Imbauan Relawan

Joko Iswanto, Ketua Relawan Info Taruna Samarinda (ITS) mengatakan, dia dan rekanan rekanan relawan lainnya di berbagai sudut kota Samarinda juga turut mencermati isu-isu upaya penculikan anak yang bergulir liar belakangan ini di grup WhatsApp.

“Beberapa hari ini santer terdengar isu penculikan anak yang membuat orang tua khususnya para ibu resah. Namun sayang, informasi ini tidak jelas dari mana dan dari siapa,” kata Joko Iswanto, yang kerap disapa Jokis melalui pernyataan tertulis kepada niaga.asia.

Relawan mendistribusikan nasi kotak kepada warga korban banjir di Bengkuring, Minggu 24 Mei 2020. Perawan relawan kemanusiaan di Samarinda sangat signifikan termasuk membantu pihak berwenang menjaga situasi keamanan dan ketertiban (Foto : dokumentasi/Info Taruna Samarinda)

Dari beberapa sebaran informasi, relawan mencatat ada beberapa informasi para pelaku penculikan menggunakan mobil merah dan lainnya.

“Anehnya, informasi ini simpang siur. Ada yang bilang kejadian di Sungai Kapih, Perum Puspita, Palaran, Sungai Pinang, dan lain-lain,” ujar Joko Iswanto.

“Saat ditanyakan kebenarannya hanya bisa di jawab dari grup sebelah. Itu namanya asal membagikan,” Joko Iswanto menambahkan.

Agar masyarakat tenang, Joko Iswanto mengimbau apabila benar terjadi penculikan, agar segera melaporkan ke kepolisian.

“Jangan malah membagi informasi yang tidak jelas, dari kota lain, atau yang sudah basi atau sudah kejadian tahun lalu (sehingga dianggap baru). Karena itu bisa memperkeruh suasana Samarinda yang aman dan damai ini,” Joko Iswanto menjelaskan.

Polisi Minta Warga Lebih Bijak Bermedia

Komisaris Besar Polisi Ary Fadli, Kepala Polresta Samarinda terus mengingatkan agar masyarakat memastikan kebenaran informasi, seperti di WhatsApp Messenger, sebelum menyebarluaskan ulang.

Kepala Polresta Samarinda Komisaris Besar Polisi Ary Fadli (tengah) saat memberikan penjelasan pengungkapan kasus di Polsek Samarinda Kota Jalan Bhayangkara, Selasa 29 November 2022 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Mesti cerdas. Lebih teliti lagi. Kalau ada informasi mengalami suatu kejadian, cepat melaporkan ke pihak berwenang. Bukan malah membagikan ke orang lain yang mugkin malah dapat menimbulkan keresahan,” kata Ary Fadli.

“Kalau ada kejadian segera laporkan agar segera juga ditindaklanjuti. Jangan tidak melaporkan, tapi menyebarkan informasi atau berita yang mungkin kira-kira itu belum bisa dipastikan. Jadi, mari sama-sama menjaga dan meredam,” ujar Ary Fadli.

Ary Fadli tidak menampik, kekhawatiran masyarakat mungkin saja bersumber dari kejadian di daerah lain.

“Ada sebaran video yang sudah kami klarifikasi bahwa itu hoaks (kabar bohong). Saling mengingatkan saja, saling menjaga. Ada yang tahu sebaran informasi tidak langsung menyebarkan ulang. Jadi mungkin bisa ditanya, dicek, apakah anda sudah pastikan kebenarannya sebelum menyebarkan informasi ini dan itu,” Ary Fadli mengingatkan.

Era sebaran informasi demikian cepat, di antaranya memang melalui WhatsApp Messenger. Tidak jarang anggota grup WhatsApp menanyakan ‘apakah benar isu kejadian ini‘, ‘apakah benar isu penculikan ini’?

Ilustrasi antar pengguna media sosial (Foto : HO/Telkomsel)

“Di grup WhatsApp juga demikian. Apalagi informasi itu tentu benar, jangan mengklarifikasi di grup. Tapi harus dicek dulu kebenarannya, jangan mengecek kebenarannya di grup,” Ary Fadli menerangkan.

“Karena orang di grup WhatsApp itu akan menyebarkan ulang ke grup lainnya. Begitu ditanya, kan dijawab dari grup sebelah. Begitu seterusnya,” jelas Ary Fadli.

Sampai hari ini kepolisian di Samarinda belum menerima laporan resmi dari masyarakat, warga kota Samarinda, terkait dugaan upaya penculikan. Masyarakat mesti memahami bahwa sumber informasi resmi dari pemerintah, pihak sekolah, hingga dari aparat keamanan.

“Jangan klarifikasi di grup kalau mendapatkan informasi. Tapi klarifikasi orang per orang soal kebenaran informasi yang disampaikan,” Ary Fadli kembali mengingatkan.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi | ADV Diskominfo Samarinda

Tag: